PABUMNews – Pemanfaatan panasbumi menjadi salah satu bahasan pertemuan Presiden RI Joko Widodo dengan Presiden Asian Development Bank Takehiko Nakao yang berlangsung di Bangkok, Thailand, Minggu (23/6/2019).
Intinya, Asian Development Bank (ADB) berkomitmen akan terus mendukung Indonesia dalam pemanfaatan panasbumi sebagai energi berkelanjutan dan bersih.
ADB memang sudah sejak lama mendukung pembiayaan investasi di sektor energi. Dirangkum dari berbagai sumber, ADB telah beberapa kali menggulirkan bantuan untuk proyek panasbumi di Indonesia. Salah satunya untuk PLTP Sarulla pada tahun 2014 sebesar US$ 350 juta atau Rp 3,97 triliun (kurs saat itu: Rp 11.361/US$).
Kemudian tahun 2017 lalu, ADB juga menandatangani paket pembiayaan senilai $109 juta untuk proyek pembangkit listrik tenaga panasbumi Muara Laboh, Sumatera. Pembiayaan ini, yang telah disetujui ADB pada Desember 2016, adalah bagian dari upaya meningkatkan pembangunan infrastruktur oleh sektor swasta di Asia dan Pasifik, serta meningkatkan dukungan bagi energi bersih.
Proyek berikutnya yang dibantu ADB adalah PLTP Rantau Dedap, Sumatera Selatan. Nilai pinjaman sebesar $175,3 juta. Pengembangan PLTP Unit 2 Dieng dan Patuha yang dilakukan Geo Dipa Energi pun tak lepas dari bantuan ADB. Dana ADB dalam pembangunan kedua PLTP tersebut sebesar US$ 300.
Mengapa tenaga panasbumi menarik bagi ADB? Laman ADB (adb.org) tanggal 16 May 2018 menulis, energi terbarukan yang bersih dan ramah lingkungan menjadi salah satu fokus garapan ADB. Hal ini tidak terlepas dari upaya internasional untuk menekan perubahan iklim yang kini mengancam dunia. (es)