Home / Berita

Rabu, 17 Juli 2019 - 08:58 WIB

Archandra Dorong Perbankan Investasi dalam Pengembangan EBT

Archandra Tahar

 

PABUMNews – Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Archandra Tahar, mendorong pihak perbankan untuk berinvestasi dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT) yang ramah lingkungan. Di antaranya, pengembangan panasbumi, air dan sebagainya.

Hal itu diungkapkan Archandra dalam acara Bincang Bisnis Energi 2 di Wisma Bank Mandiri Syariah, Jakarta, Sabtu (13/7/2019). Menurutnya, sumber daya EBT di Indonesia sangat berlimpah dan jika dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik, maka nilai impor migas Indonesia yang kini mencapai 600 ribu barel per hari akan bisa dikurangi.

“Kebutuhan minyak Indonesia saat ini mencapai 1,4 juta barel per hari. Sementara produksi dari blok-blok yang ada kurang dari 800 ribu barel per hari. Dengan demikian Indonesia harus mengimpor kekurangannya sekitar 600 ribu barel per hari dari luar negeri,” ujarnya.

Baca Juga  IIGCE 2018 Diharapkan Munculkan Terobosan Baru Pengembangan Bisnis Panasbumi

Oleh karena itu, jika EBT yang dimiliki Indonesia dimanfaatkan menjadi energi listrik, maka kebutuhan minyak akan menurun dan sekaligus akan mengurangi nilai impor migas Indoneia dari luar negeri.

“Indonesia mutlak harus menggenjot penggunaan energi baru terbarukan yang ramah lingkungan. Misalnya panasbumi, air, angin dan surya, yang potensinya sangat berlimpah di negara kita,” ujarnya.

Archandra yakin, jika didukung perbankan dalam negeri, Indonesia akan mampu menghasilkan listrik secara mandiri dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada.

Baca Juga  Penolakan PLTP Baturaden, Bergema di Taman Ismail Marzuki

“Ini penting agar kedaulatan energi akan tercapai sehingga energi Indonesia tak terganggu oleh pergolakan politik regional dan internasional,” paparnya.

Masih dalam kesempatan itu, Archandra pun menyatakan, potensi penghematan di bidang energi sangat terbuka jika memang EBT bisa terus digali. Ia mencontohkan, apabila harga minyak dunia 60 dolar AS per barel sementara kebutuhan impor Indonesia 600 ribu barel per hari, maka dalam satu tahun harus mengeluarkan US$10 miliar.

Seandainya Indonesia bisa menghemat 10 persen saja dari nilai impor migas tersebut, maka akan ada US$ 1 miliar per tahun. Dengan dana tersebut, maka Indonesia bisa membangun satu Car Manufakturing. (es)

Berita ini 36 kali dibaca

Share :

Baca Juga

Berita

Hari Ini Kegiatan “The 7th IndoEBTKE ConEx 2018” Dimulai

Berita

BPPT Fokus Kembangkan Pembangkit Listrik Panasbumi Skala Kecil

Berita

Arcandra: Data Sebagai Pijakan Berbisnis EBT

Berita

Dirjen EBTKE: Pemerintah Siapkan Penggantian Biaya Infrastruktur Proyek PLTP

Berita

Antisipasi Covid-19, Pemandian Cangar di Jawa Timur Beroperasi Setengah Hari

Berita

Panasbumi Suplai 30 Persen Kebutuhan Listrik Sulawesi Utara dan Gorontalo

Berita

Inilah 13 PLTP di Indonesia yang Telah Beroperasi Hingga Semester I 2018

Berita

Berawal dari Panas Bumi Kamojang, PGE Kini Jadi World Class Green Energy Company, Semester I 2023 Bukukan Laba Rp1,39 Triliun