Home / Berita

Sabtu, 16 Desember 2017 - 18:58 WIB

Area Panasbumi Wae Sano, Project Pilot Government Drilling

PABUMNews-Pemerintah terus melakukan upaya akselerasi pengembangan panas bumi, termasuk dengan bekerja sama dengan Kementerian/Lembaga lain. Bersama dengan Kementerian Keuangan, Kementerian ESDM menginisiasi Government Drilling,  suatu program yang diharapkan mampu mengurangi risiko hulu pemboran.

Untuk pelaksanaan program Government Drilling, pemerintah menugaskan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) menggunakan dana dari Kementerian Keuangan dan dana hibah dari Bank Dunia. Hibah Bank Dunia untuk kegiatan Government Drilling ini adalah sebesar US$ 49juta yang dialokasikan untuk 2 lokasi kegiatan. Lokasi pilot project Government Drilling yang telah disetujui oleh Bank Dunia adalah Area panasbumi Wae Sano dan dijadwalkan akan dilaksanakan pada akhir tahun 2018.

Pelaksanaan program ini diatur pada Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 62/PMK.08/2017 tanggal 12 Mei 2017 tentang Pengelolaan Dana Pembiayaan Infrastruktur Sektor Panas Bumi pada Perusahaan Perseroan (Persero) PT Sarana Multi Infrastruktur. Selain itu, telah dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman Kementerian ESDM dengan Kementerian Keuangan tentang Kerja Sama Penyelenggaraan Fasilitasi Penyediaan Data dan Informasi Panas Bumi Untuk Mendukung Percepatan Pemanfaatan Panas Bumi dalam Rangka Penyediaan Infrastruktur Ketenagalistrikan untuk mendukung implementasi program Government Drilling.

Baca Juga  PT. Geo Dipa Energi Beri Bantuan Warga Terdampak Pandemi Covid-19 di Area PLTP Unit 2

“Kami berharap program ini mampu menarik minat investor dalam melakukan pengembangan panasbumi untuk WKP di wilayah Indonesia. Pada dasarnya program ini bertujuan untuk mengurangi risiko pengusahaan panasbumi dan diharapkan mendorong pengembangan panas bumi oleh pengembang swasta dan BUMN,” ungkap Direktur Panas Bumi, Ditjen EBTKE, Yunus Saefulhak pada Workshop Government Drilling di Bandung (11/12/2017) lalu.

Baca Juga  Lima WKP yang Ditolak PLN, 1 Dilelang Tahun Ini 4 Tahun Depan

Workshop dengan tema Geothermal Assessment Resource and Financing tersebut diikuti oleh peserta yang berasal dari internal ESDM (Pusdiklat KEBTKE, PSDMBP, Pusdatin, dan P3TEKEBTKE), pengembang panas bumi, lembaga donor, perbankan dan akademisi. Topik utama pembahasan workshop adalah untuk mengetahui sejauh mana program ini dilakukan untuk memitigasi risiko pemboran.

Hadir sebagai narasumber James Lawless dan Greg Ussher dari Jacobs Consultant, serta Asrizal Masri dari PT Star Energy Geothermal Indonesia. Jacobs Consultant merupakan pihak yang ditunjuk oleh kedutaan Selandia Baru sebagai operator pelaksanan Partnership Agreement antara Kementerian Perdagangan Selandia Baru dengan Direktorat Jenderal EBTKE dalam rangka percepatan pengembangan panas bumi di Indonesia. Sementara sesi diskusi dimoderatori oleh Yunus Daud dari Universitas Indonesia. (es/dari esdm.go.id)

Berita ini 133 kali dibaca

Share :

Baca Juga

Lapangan Panas bumi Salak

Berita

Indo EBTKE Conex 2020 Digelar, Kementerian ESDM Jelaskan Dua Skema Pembiayaan Panas Bumi

Berita

Abadi Purnomo, “Kebijakan Pemerintah Membuat Lesu Pengembangan Panasbumi”

Berita

Pemanfaatan Panas Bumi Untungkan Warga, Ekonom Unand: Pemerintah Harus Mampu Meyakinkan Masyarakat Sekitar

Berita

Ketua API: Hambatan Pengembangan Panas Bumi Bukan Pandemi, Tapi Regulasi

Berita

ADPPI Sarankan Kementerian ESDM Libatkan Pemda dan Perguruan Tinggi dalam Pembangunan PLTP

Berita

Climeworks, Sukses Produksi Listrik dari CO2 dengan Panabumi

Berita

Panas Bumi Jadi Unggulan Lampung untuk Mendukung Indonesia Emas 2045

Berita

Tahun 2035 Kapasitas Panas Bumi 9300 MW, Berikut Strategi Pengembangannya