Gerbang masuk PLTP Darajat. (Foto : PABUMNews)
PABUMNews-Masyarakat Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, mengaku merasa diberi harapan kosong dan “dibobodo” sebab bantuan dari pembangkit listrik panasbumi (PLTP) Darajat yang kini dikelola Star Energy tak juga tiba. Padahal bantuan tersebut sudah disosialisasikan kepada mereka secara terbuka.
“Kami tentu saja kesal karena merasa ‘dibobodo,’ ternyata hingga kini bantuan tersebut tak juga tiba,” ujar Herman (41) warga Pasirwangi.
Seperti diketahui, PLTP Darajat kini dikelola Star Energy setelah Chevron Geothermal Indonesia (CGI) melakukan divestasi beberapa waktu lalu. Sementara itu, bantuan dari Star Energy untuk masyarakat Pasirwangi disosialisasikan oleh tim dari Creative Institut beberapa waktu lalu.
Lembaga tersebut mengklaim selama ini menyalurkan bantuan dari Star Energy berupa bantuan ekonomi, pendidikan, sarana ibadah dan sebagainya. Namun setelah sekian lama ditunggu, bantuan yang diungkapkan saat sosialisasi tersebut ternyata tak juga datang.
Buruknya lagi, kini sebagian warga mencurigai bahwa pihak pemerintahan desa ikut bermain dalam proses pemberian bantuan dari Star Energy tersebut. Kini mereka kerap mendatangi kantor desa untuk mempertanyakannya.
Kepala Desa Padamulya, Dedi Rohmat, membenarkan banyak warganya yang kini sengaja datang ke kantor untuk menanyakan bantuan tersebut. “Mereka menyangka bahwa desa ikut terlibat dalam bantuan pihak PLTP,” katanya.
Padahal, tandas Dedi, pihak desa tak tahu menahu soal bantuan Star Energi seperti yang dijanjikan Creative Institut. “Pihak desa tidak terlibat soal bantuan dari PLTP seperti yang dijanjikan Creative Institut,” ungkapnya.
Ia menambahkan, Creative Institut telah melakukan sosialisasi langsung kepada masyarakat Kecamatan Pasirwangi, termasuk ke Desa Padamulya, sebagai daerah yang berada di sekitar PLTP Darajat. Dalam sosialisasinya Creative Institut menjanjikan bantuan ekonomi, pendidikan, kelengkapan ibadah, hingga fasilitas lainnya.
“Sosialisasi tanpa melibatkan pihak desa. Dan hingga saat ini masyarakat belum menerima sama sekali bantuan yang dijanjikan. Saat ditelepon hanya mengaku sudah mengajukan apa yang diinginkan masyarakat,” katanya.
Dedi mengungkapkan, akibat janji-janji yang diungkapkan oleh tim dari Creative Institut, pihak desa kini harus menerima aduan dari sejumlah tokoh masyarakat di Pasirwangi. “Padahal saya sudah memberikan saran agar proses sosialisasi tidak dilakukan terbuka jika bantuan belum ada kejelasan,” ujarnya.
Dedi merasa yakin, tim Creative Institut bukan orang Pasirwangi sehingga kurang memahami kultur Pasirwangi. Oleh krena itu ia menegaskan, seharusnya bantuan bagi masyarakat Pasirwangi dalam bentuk apa pun difasilitasi oleh masyarakat Pasirwangi sendiri sehingga akan lebih memahami adat kebiasaan masyarakat Pasirwangi. (ES)