Home / Berita

Minggu, 12 November 2017 - 08:48 WIB

BPPT Kaji PLTP Skala Kecil untuk Daerah Terpencil

PABUMNews-Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) tengah mengkaji penerapan teknologi pembangkit listrik tenaga panasbumi (PLTP) skala kecil untuk kawasan terpencil di Indonesia.

“Selama ini pembangkit listrik tenaga panasbumi skala kecil tidak pernah dibangun karena dinilai tidak ekonomis, padahal bermanfaat bagi masyarakat kepulauan dan perbatasan, apalagi jika semua komponen diproduksi oleh perusahaan nasional,” ungkap Kepala BPPT, Unggul Priyanto, saat melakukan kunjungan kerja ke area Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi Lahendong, atau Lahendong Binary Plant, Tomohon, Sulawesi Utara, Jumat (10/10/2017).

Menurut dia sebenarnya potensi panasbumi di banyak daerah seharusnya dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat setempat.

“Khususnya untuk wilayah perbatasan dan remote atau terpencil di Indonesia. Jadi masyarakat di wilayah terpencil juga mendapat pelayanan dalam hal kelistrikan, yang terpenting agar dapat memenuhi kebutuhan listrik dasar,” ungkapnya.

Energi panasbumi, kata Unggul, memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan di wilayah kepulauan dan perbatasan Indonesia. Menurutnya tenaga panasbumi menjadi opsi untuk menggantikan energi diesel yang masih digunakan pada kawasan kepulauan seperti Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara  Barat, serta di Maluku yang selama ini pun masih kurang memadai.

Baca Juga  Panasbumi, Energi Terbarukan Anugerah Bagi Indonesia

Menurut Unggul, program pemanfaatan energi baru terbarukan seperti panasbumi yang tergolong clean energy atau energi bersih sangatlah tepat, apalagi mengingat cadangan energi fosil yang semakin berkurang.

“Energi fosil atau bahan bakar minyak, selain tidak bersih juga pasti akan habis kalau pemanfaatannya terus bertambah, apalagi kalau berlebihan. BPPT di kawasan panasbumi Lahendong ini menggunakan sistem binary cycle. Lebih efisien dan optimal dalam menghasilkan listrik,” paparnya.

Sistem binary cycle, lanjutnya, cocok untuk diterapkan di wilayah perbatasan atau remote area (terpencil,red)

“Saat ini PLT Panasbumi Lahendong mampu menghasilkan energi listrik sebesar 500 KW yang bisa menerangi 500 rumah,” ujarnya.

Kerjasama operasi BPPT, PLTP Lahendong dan PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) sebagai pemilik kawasan tempat sumur panasbumi, ujar dia, juga memiliki tujuan penting dalam rangka meningkatkan penguasaan teknologi oleh industri dalam negeri.

Baca Juga  Gubernur Banten : Eksplorasi Panasbumi Batu Kuwung Jalan Terus

Keunggulan PLTP binary cycle

Sementara itu, Kepala Balai Besar Teknologi Konversi Energi BPPT, Andhika Prastawa menerangkan, PLTP binary cycle mimiliki keunggulan dibanding PLTP konvensional, yakni lebih efisien dan mampu meningkatkan kapasitas pembangkitan.

“PLTP Binary Cycle memanfaatkan uap panasbumi yang basah yang tidak bisa digunakan PLTP konvensional. Kemudian bisa digunakan untuk memanfaatkan air panas sisa PLTP yang konvensional. Sehingga menambah efisiensi total dan menambah kapasitas pembangkitan,” terangnya seperti dimuat antaranews.com Jumat (10/11/2017).

Andhika mengatakan, PLTP binary cycle dapat digunakan sebagai model pemanfaatan sumur panasbumi dengan uap basah yang menjadi karakteristik kebanyakan sumber panasbumi di Indonesia terutama di Sumatera dan Sulawesi.

Andhika menargetkan pada 2018 tahap uji coba bisa selesai, sehingga bisa segera dioperasikan. (es)

Berita ini 334 kali dibaca

Share :

Baca Juga

Berita

Air Panas Suban Bengkulu dan Legenda Batu Menangis

Berita

Tak Hanya untuk Listrik, PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Green Hydrogen dan Green Ammonia

Berita

Panasbumi Gorontalo Menanti Investor
ITB International Geothermal Workshop 2021

Berita

ITB International Geothermal Workshop 2021 Di Buka Besok

Berita

Tahun 2021, Panas Bumi Cisolok-Sukarame Dieksplorasi dengan Skema Government Drilling

Berita

Mengenal Potensi Panasbumi Kotamobagu

Berita

Sulawesi Utara, Provinsi dengan Pemanfaatan Panasbumi Cukup Maju

Berita

Perusahaan Panas Bumi Geo Dipa Bagikan Donasi untuk Masyarakat Pancoran