PABUMNews – Dua perusahaan panas bumi Indonesia masuk 10 besar pemain panas bumi dunia 2023.
Kedua perusahaan tersebut adalah Star Energy Geothermal (SEG) dan Pertamina Geothermal Energy (PGE).
Hal itu terungkap dari rilis Wood Mackenzie yang dirilis kembali oleh investor.id pada Senin, 18 September 2023.
Star Energy Geothermal milik taipan Prajogo Pangestu memiliki kapasitas terpasang 886 MW. Dengan kapasitas sebesar itu, SEG berada di peringkat kelima dunia.
Sementara PGE, perusahaan pelat merah yang merupakan anak usaha PT Pertamina (Persero), memiliki kapasitas terpasang sebesar 672 MW. Perusahaan yang baru saja go publik ini kini duduk di peringkat sembilan dunia.
Perusahaan terbesar dunia peringkat pertama, ditempati oleh EDC (Energy Development Corporation (EDC) asal Filipina dengan kapasitas terpasang sebesar 1.185 MW.
Kemudian peringkat 10, ditempati Zorlu Enerji yang berkantor pusat di Turki dengan kapasitas terpasang sebesar 305 MW.
Berikut daftar lengkap 10 perusahaan panas bumi terbesar di dunia yang dirilis Wood Mackenzie dikutip dari investor.id:
1 EDC (Filipina): 1185 MW
2 Ormat Technologies (Amerika Serikat): 984 MW
3 CFE (Meksiko): 980 MW
4 Enel (Italia): 917 MW
5 Star Energi (Indonesia): 886 MW
6 KenGen (Kenya): 793 MW
7 Calpine (Amerika Serikat): 725 MW
8 Aboitiz (Filipina): 683 MW
9 PGE (Indonesia): 672 MW
10 Mercury Geothermal (Selandia Baru): 489
Star Enegy Geothermal
Star Energy Geothermal yang berada di bawah pengelolaan Barito Renewables (BREN), sekarang ini mengelola tiga PLTP di Jawa Barat, yaitu Wayang Windu (Bandung), Gunung Salak (Bogor), dan Darajat (Garut).
BREN sebagai pengelola Star Energy, menargetkan peningkatan kapasitas terpasang 1.032 MW hingga 2027.
PGE
Dimulai dari wilayah Kamojang, Jawa Barat, hingga saat ini PGE mengelola 13 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) yang tersebar di 6 area dengan kapasitas terpasang 672 MW yang dioperasikan sendiri (Own Operation).
Sementara kapasitas terpasang keseluruhan milik PGE sebesar 1877 MW. Hanya saja sebesar 1205 MW dikelola dengan skema join operation contract.***