Maren Brehme peneliti dari GFZ dan kawannya Muhammad Andika peneliti dari Indonesia mengambil sample cairan panasbumi di kawasan Lahendong, Sulawesi Utara. (Foto: thinkgeonergy/maren brehme)
PABUMNews – Pusat Penelitian Geosciensi Jerman Helmholtz Center Potsdam GFZ, menyatakan berhasil mengembangkan metode eksplorasi baru untuk pengembangan energi panasbumi. Metode ini dikembangkan setelah para peneliti GFZ melakukan ekspedisi penelitian pengembangan panasbumi di Linausee, Sulawesi Utara, sejak tahun 2017. Linausee, letaknya hanya beberapa kilometer dari Lahendong, pusat panasbumi di Sulawesi Utara.
Seperti diketahui, GFZ dan mitranya di Indonesia pun, telah berhasil mengembangkan pembangkit listrik panasbumi suhu rendah pertama di Indonesia.
Dengan metode tersebut, lokasi untuk pengeboran eksplorasi panasbumi bisa terdeteksi secara lebih akurat.
Maren Brehme, peneliti dari GFZ mengatakan, bidang panasbumi sebagian besar terletak di daerah vulkanik dan sebagian besar berada di bawah danau kawah.
“Danau-danau ini menyembunyikan struktur penting untuk energi panasbumi,” jelas Maren Brehme seperti dirilis thinkgeoenergy taanggal 14 Nov 2019 lalu.
Dalam penelitian ini, lanjutnya, pihaknya menunjukkan bahwa danau vulkanik, memiliki apa yang disebut ‘sweetspots’, atau lubang dalam dengan cairan dari batuan di sekitarnya.
Metode baru untuk menentukan lokasi pengeboran eksplorasi ini menggabungkan pemetaan struktur bawah laut (batimetri) dengan pengukuran geokimia. Batimetri digunakan dalam kegiatan ini untuk pemetaan zona sesar dan lubang seperti geyser di dasar laut. Dengan metode ini, lokasi yang menjanjikan untuk pengeboran dapat dideteksi dengan lebih akurat.
“Dengan metode kami, di masa mendatang akan dimungkinkan untuk memetakan struktur geologi di bawah air dengan lebih baik,” Maren Brehme.
Menurut Brehme, metode ini tidak terbatas pada danau vulkanik, tapi bisa diaplikasikan ke area lain di bawah air. (es)