Direktur Panasbumi Yunus Syaefulhak saat seminar di Yogyakarta, Sabtu (7/10) foto: esdm.go.id
PABUMNews-Dengan tambahan dari empat PLTP (pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi) yang akan segera COD, pemerintah optimis mampu mencapai target kapasitas terpasang panasbumi pada tahun 2017 sebesar 1.858,5 MW, sebagaimana road map panasbumi yang telah disusun.
“Kapasitas terpasang panasbumi sampai dengan 6 Oktober 2017 sudah mencapai 1.808,5 MW. Targetnya 1.858,5 MW pada akhir tahun 2017. Kami berharap dan optimis mencapai angka itu,” ungkap Direktur Panasbumi, Yunus Saefulhak.
Hal itu diungkapkan Yunus pada Seminar Nasional “Unlocking Indonesia’s Geothermal Energy Potential as The Clean and Renewable Resource Investment” yang diselenggarakan oleh Asosiasi Panas Bumi Indonesia bersama SM UPN Veteran Yogyakarta di Yogyakarta, Sabtu (7/10).
Menurut Yunus, empat PLTP yang akan COD pada tahun 2017 yakni PLTP Ulubelu Unit 4 (55 MW), PLTP Karaha Unit 1 (30 MW), PLTP Sorik Marapi (Modular, 20 MW), dan PLTP Sarula Unit 2 (110 MW).
Yunus pun menambahkan, saat ini kapasitas terpasang mencapai 1.808,5 MW, 10,3% dari cadangan panasbumi Indonesia. Produksi uap telah mencapai 51% dari target tahun 2017 pada laporan semester 1 dan memberikan kontribusi PNBP sebesar Rp 0,25 triliun sampai dengan Juni 2017. Pemerintah terus berupaya agar target panasbumi pada tahun ini dapat tercapai.
“Saat ini ada lima hal yang menjadi tantangan pengembangan panas bumi, yaitu lokasi panas bumi di kawasan hutan, penolakan masyarakat, harga, pendanaan dan perizinan,” tutur Yunus di hadapan sekitar 120 peserta seminar.
Yunus mengungkapkan pemerintah terus berupaya mengatasi tantangan tersebut dengan dengan dukungan semua pemangku kepentingan.
Berikut upaya terobosan pengembangan panasbumi: (1) penugasan kepada BUMN dalam rangka pengembangan hulu dan hilir panasbumi berdasarkan Undang-Undang 21/2014, (2) penugasan survei pendahuluan dan eksplorasi, (3) insentif berupa tax allowance dan tax holiday, (4) penyederhanaan perizinan dan peluncuran 3 aplikasi pelayanan publik berbasis online, (5) pengeboran eksplorasi oleh pemerintah dan geothermal fund, (6) dan pelelangan WKP Indonesia Timur khususnya di daerah yang memiliki BPP setempat lebih tinggi dari BPP Nasional.
Selain Yunus, hadir perwakilan dari PT Pertamina Geothermal Energy, Agus Zuhro yang menyampaikan materi terkait penanganan bencana longsor di proyek Geothermal Hululais dan drilling program, serta perwakilan PT Supreme Energy, Ismoyo Argo yang menyampaikan potret pengembangan panas bumi di Indonesia dari sisi Badan Usaha. (es)