Home / Tokoh

Minggu, 16 Juli 2017 - 20:19 WIB

Ignatius Jonan Sosok Yang Mengejutkan

PABUMNews – Kini mantan Menteri Perhubungan itu menjadi Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM). Di pundaknya tersimpan beban untuk menyukseskan Kebijakan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), yakni Pemerintah akan terus meningkatkan pemanfaatan energi baru dan energi terbarukan (EBT). Jika pada tahun 2015, kontribusi EBT baru mencapai 5 %, maka pada tahun 2025 ditargetkan menjadi lebih dari 23%.

Rendahnya pemanfaatan dan pengembangan EBT pada pembangkit listrik terjadi karena berbagai permasalahan, antara lain; belum maksimalnya kebijakan harga, ketidakjelasan subsidi EBT pada sisi pembeli (off-taker), regulasi yang belum dapat menarik investasi, belum adanya insentif pemanfaatan, minimnya ketersediaan instrumen pembiayaan yang sesuaiĀ  dengan kebutuhan investasi, proses perizinan yang rumit dan memakan waktu yang lama, dan permasalahan lahan dan tata ruang.

Ignatius Jonan, yang akrab dipanggil Jonan. Profesional kelahiran 21 Juni 1963 ini dikenal bertangan dingin memimpin dan membenahi perusahaan kakap. Setelah berhasil menyelamatkan Citybank dari kehancuran, ia ditarik pemerintah untuk memimpin PT Kereta Api Indonesia (KAI) dari 2009 hingga 2014. Hasilnya sangat fenomenal. Selain bisa membalikan posisi keuangan BUMN itu dari posisi rugi Rp 83,5 miliar pada 2008 menjadi keuntungan Rp 154,8 miliar pada 2009, Jonan pun berhasil mengangkat citra kereta api menjadi model transportasi massal yang disukai masyarakat.

Namun di balik kepiawaiannya membenahi perusahaan, Jonan merupakan sosok yang terkadang mengejutkan. Saat menjadi Menteri Perhubungan, suami dari Ratnawati ini malah memilih tinggal di kantornya di Kementerian Perhubungan daripada mendampingi Presiden Jokowi pada peresmian groundbreaking proyek kereta cepat kerja sama Indonesia-China di Perkebunan Mandalawangi, Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (21/1/2016). Padahal sejumlah menteri pada saat itu hadir, di antaranya Menteri BUMN Rini M. Soemarno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, para menteri Kabinet Kerja, Duta Besar Republik Rakyat China, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, dan sebagainya.

Baca Juga  Hingga Tahun 2025, Indonesia Butuhkan Ribuan Tenaga Panasbumi

Sebagai Menteri Perhubungan, Jonan harusnya bertanggung jawab langsung dalam acara peresmian tersebut.

Selidik punya selidik, ketidakhadirannya pada acara itu lantaran Jonan konon kurang “sreg” dengan proyek kereta api cepat tersebut. Saat masih menjadi Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI), ia pernah mengatakan menentang kehadiran kereta cepat Jakarta-Bandung.

“Itu tidak berkeadilan,” katanya dalam “CEO Speaks on Leadership Class” di Universitas Binus, Jakarta, pertengahan 2014 seperti dirilis kompas.com (25/01/2016).

Menurutnya, pembangunan transportasi harus ada pemerataan untuk semua wilayah Indonesia. Oleh karena itu, masih dalam acara “CEO Speaks on Leadership Class” Jonan berpendapat, lebih penting mengembangkan kereta api trans-Sumatera, trans-Kalimantan, trans-Sulawesi, serta trans-Papua daripada membangun kereta cepat Jakarta-Bandung.

Tepat pada saat groundbreaking KA Cepat diresmikan oleh Presiden Jokowi, sebagai Menteri Perhubungan ternyata ia belum juga mengeluarkan izin pembangunan proyek itu. Alasannya, ada beberapa hal yang belum dipenuhi oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).

Baca Juga  Univeristas Garut akan Kembangkan Air Panasbumi Cisewu

Lepas dari cerita itu, konon saat masih menjadi Direktur Utama PT. KAI, Jonan pernah didoakan oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan agar menjadi menteri. Doa itu ternyata dikabulkan. Sukses mengendalikan PT, KAI ia dipercaya menjadi Menteri Perhubungan dan kemudian menjadi Menteri ESDM.

Lalu bagaimana setelah menjadi menteri ESDM?

Tetap mengejutkan, khususnya untuk kalangan pengembangĀ  EBT. Mereka menilai Jonan telah mengeluarkan kebijakan yang kontroversial, yang tidak selaras dengan penyelesaian permasalahan di EBT, yaitu melalui kebijakan Build, Own, Operate and Transfer (BOOT) dan Tarif berdasarkan Harga Patokan BPP (Biaya Pokok Penyediaan) Pembangkitan melalui Permen ESDM Nomor 10 Tahun 2017 tentang Pokok-Pokok Dalam Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik dan Permen ESDM No. 12 Tahun 2017 tentang Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan Untuk Penyediaan Tenaga Listrik.

 

Nama : Ignatius Jonan

Pendidikan

Fletcher School, Tufts University, AS

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi, Universitas Airlangga

Karir

Menteri ESDM 2016 sampai dengan saat ini

Menteri Perhubungan 2014-2016

Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) – 2009-2014

Managing Director Citibank/Citigroup – 2006-2009

Direktur Utama PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) – 2001-2006

Director Citibank/Citigroup – 1999-2001

Berita ini 162 kali dibaca

Share :

Baca Juga

Tokoh

Ali Mundakir dan Pekerjaan Besar PGE

Tokoh

Supramu Santosa, Anak Desa yang Sukses Jadi Pengembang Panasbumi

Tokoh

Nenny Miryani Saptadji: Panasbumi Merupakan Solusi

Berita

Hilmi Panigoro, “Industri Fosil Suatu Saat akan jadi Sunset”

Tokoh

Mengenal Harris Yahya, Direktur Panas Bumi Kementerian ESDM
arcandra

Tokoh

Arcandra Tahar, Sumber Energi Panasbumi Stabil dan Tidak Terpengaruh Cuaca

Tokoh

Pri Utami, Duta Geothermal Dunia dari Indonesia

Tokoh

Mengenal Yudo Dwinanda Priaadi, Dirjen EBTKE Baru Pengganti Dadan Kusdiana