Home / Berita

Sabtu, 5 September 2020 - 14:08 WIB

Indonesia dan Australia Tandatangani Pengembangan Panas Bumi 25 GW

Menko Marvest Luhut Binsar Panjaitan berjabat tangan dengan CEO FMG Andrew Forest usai keduanya menandatangani kesepakatan pengembangan energi hijau di Indonesia. (*)

PABUMNews – Australia lewat CEO Fortescue Metals Group (FMG) Andrew Forrest, mengincar pengembangan energi ramah lingkungan panas bumi Indonesia sebesar 25 GW. FMG merupakan perusahaan pertambangan biji besi dan nikel asal Australia yang masuk 10 besar dunia.

Untuk membuka rencana tersebut, Andrew Forrest telah menemui Presiden Joko Widodo pada Kamis (3/9/2020). Dalam pertemuan tersebut, Presiden langsung menugaskan Menko Kemaritiman dan Investasi (Marvest) Luhut Binsar Panjaitan.

Besoknya, Jumat (4/9/2020), Menko Marvest Luhut dan Andrew Forest melakukan penandatanganan Akta Kesepakatan tentang Industri Hijau di Kemenkomarvest, Jakarta.

Dalam kesepakatan disebutkan, FMG akan berinvestasi di sektor industri hijau dengan mengembangkan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) sebesar 25 GW. Selain panas bumi, FMG juga akan mengembangkan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) sebesar 60 GW.

Baca Juga  PLTP Lumut Balai 55 MW Beroperasi, Kapasitas Terpasang Panasbumi Indonesia Lebih 2000 MW

“Investasi untuk pembangkit listrik, tidak termasuk infrastruktur tambahan, akan menelan biaya sekitar puluhan miliar dolar,” kata Luhut usai penandatanganan.

Luhut menyatakan, investasi yang sangat besar itu akan memberikan dampak positif bagi Indonesia. Untuk merealisasikannya, kedua belah pihak akan membentuk satuan tugas yang terdiri dari perwakilan pemerintah dan FMG untuk memastikan investasi dilaksanakan secepat mungkin.

Minat Australia terhadap energi panas bumi Indonesia sebenarnya sudah tercetus sejak 10 tahun silam. Tahun 2011, Menteri Energi dan Pariwisata Australia, Martin Ferguson bertemu dengan Wakil Presiden Boediono. Martin mengungkapkan ketertarikan Australia berinvestasi dan mengembangkan geothermal di Indonesia.

Di luar itu masih di taun 2011, perusahaan Indonesia dengan perusahaan Australia pun sempat melakukan kerjasama untuk mengembangkan panas bumi. Panax Geothermal Limited, perusahaan panas bumi Australia saat itu mengincar dua lapangan panas bumi Indonesia yaitu Sokoria di Pulau Flores dan Dairi Prima di Sumatera Utara.

Baca Juga  Sempat Gaduh, Surat Menteri Keuangan Soal PLN Akhirnya Dinilai Tepat

Untuk merealisasikan rencana tersebut, Panax akan mendirikan perusahaan patungan dengan Bakrie Power, perusahaan milik Aburizal Bakrie. Panas bumi di Sokorja akan dikembangkan dengan kapasitas 30 MW, sedangkan di Dairi Prima di Sumatera Utara akan dikembangkan 25 MW.

Namun rencana itu tak terealisasi.

Siapa Andrew Forrest?

Ia bukan sosok pengusaha sembarangan. Jika keluarga Kennedy menguasai Amerika, maka keluarga Andrew Forrest adalah Kennedy di wilayah Australia Barat.

Kakek Andrew Forest, John Forest adalah Perdana Menteri pertama Australia Barat. Sementara Forest lainnya merupakan para pengusaha kakap.

Andrew Forrest sendiri dinobatkan sebagai orang terkaya ketiga di Australia.

Selain mengelola perusahaan tambang Fortesceu Metals Grup (FMG), Andrew Forest juga mengelola lahan pertanian dan real estate. (Ref)

Berita ini 198 kali dibaca

Share :

Baca Juga

Berita

PT SGI: PLTP Sokoria Resmi COD Unit II

Berita

Archandra Dorong Perbankan Investasi dalam Pengembangan EBT

Berita

GreenFire Energy dan Armada Energi Solusi Tandatangani Kerjasama Pengembangan Panas Bumi di Indonesia

Berita

Perbesar TKDN, Ormat dan Kaishan Diharapkan Bangun Pabrik Turbin PLTP

Berita

Draft Feed in Tariff EBT Sudah Masuk ke Kementerian Sekretariat Negara

Berita

BUMD Pemprov Aceh dan PT PGE Tandatangani Kerjasama Pengembangan WKP Seulawah Sebesar 2 x 55 MW

Berita

Sistem Kelistrikan di Sulawesi Utara, Didominasi EBT

Berita

ITB Gelar Workshop Panas Bumi Internasional 10-13 Agustus