PABUMNews – Pemerintah akan terus menggenjot pembangunan pembangkit listrik tenaga panasbumi untuk mencapai target bauran energi 23 persen di tahun 2025.
Hal itu dikemukakan Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignatius Jonan, dalam acara The 5 IIGCE di Jakarta Convention Centre (JCC), Rabu 2 Agustus 2017.
Jonan mengakui tidak mudah mengejar target sebesar 23 persen karena berbagai persoalan. Apalagi saat ini pemanfaatan energi panasbumi di Indonesia masih sangat kecil. “Padahal potensi panasbumi Indonesia sangat besar untuk terus dimaksimalkan,” ujarnya.
Jonan memaparkan, pembangkit listrik tenaga panasbumi yang sudah beroperasi secara komersial (Commercial Operation Date/COD) baru sekitar 1.700 Megawatt.
Angka itu masih kecil sekali dari potensi panasbumi yang dimiliki Indonesia sekitar 29 GW.
Jonan menjelaskan, pengembangan energi panasbumi sebesar 23 persen di tahun 2025 tersebut merupakan rekomendasi COP-21 di Paris. “Selain itu merupakan arahan Presiden dan Wakil Presiden,” jelasnya.
Ia pun memprediksi, capaian target bauran energi sampai dengan akhir pemerintahan Jokowi-JK di 2019 hanya mencapai 12 persen. Kendati demikian Jonan mengaku tetap optimistis bauran energi bisa mencapai target melalui peningkatan pembangunan pembangkit atau eksplorasi Wilayah Kerja Panasbumi (WKP) di berbagai daerah.
“Yang sudah dicapai sekarang sekitar 8-9 persen. Mungkin kalau patokannya tahun politik mungkin bisa 12 persen,” kata Jonan.
Menurut Jonan, energi panasbumi merupakan energi yang bisa diharapkan dan diandalkan untuk mencapai target bauran energi tersebut, mengingat potensi di Indonesia sangat besar.
“Angka potensi energi panasbumi di Indonesia 29 GW. Kita akan coba usahakan makin lama makin cepat,” jelasnya.
Hingga akhir 2017, direncanakan kapasitas PLTP meningkat menjadi 1.875,5 mw dengan tambahan PLTP Sarulla Unit 2 di Sumatera Utara dengan kapasitas 110 mw, PLTP Sorik Marapu Modullar 1 di Sumatera Utara dengan kapasitas 20 mw, dan PLTP Karaha di Jawa Barat dengan kapasitas 30 mw.
Sedangkan, PLTP Ulubelu Unit 9 di Lampung kapasitas 55 MW telah Commercial Operation Date (COD) pada April 2017 lalu. (Harry)