PABUMNews – Ingin menikmati wisata panas bumi dengan suguhan beragam kawah yang menarik? Datanglah ke Kawah Kamojang di perbatasan Kabupaten Garut dengan Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Ada dua jalur untuk sampai ke lokasi ini. Pertama menggunakan jalur Garut melalui Desa Ranukurung, Kecamatan Samarang. Kedua, melalui jalur Kabupaten Bandung melalui Kecamatan Ibun.
Areal Kawah Kamojang yang menjadi lokasi wisata merupakan Cagar Alam dan Taman Wisata. Hal ini dikukuhkan dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 110/Kpts-II/90 tanggal 14 Maret 1990. Luasnya sekitar 8.286 hektare. Udaranya sejuk dengan pemandangan pepohonan yang rindang. Selain itu, seperti di areal gunung api lainnya, di Kamojang pun bau belerang tercium cukup menyengat.
Kawah Kamojang sendiri merupakan nama kawasan yang terdiri dari beberapa kawah. Di antaranya Kawah Manuk, Kawah Kereta Api, Kawah Hujan, Kawah Berecek, dan sebagainya. Masing-masing kawah memiliki keunikan sendiri-sendiri.
Kawah Manuk misalnya. Manuk dalam bahasa Indonesia berarti burung. Sesuai namanya, kawah ini kerap mengeluarkan suara burung. Selain itu, entah apa sebabnya, kawah ini menjadi tempat perlintasan ribuan burung. Kawah ini lokasinya terletak sebelum pintu masuk. Nah bau belerang yang menyengat, terutama keluar dari kawah ini.
Jika Anda ingin mandi sauna alami di alam terbuka, datanglah ke Kawah Hujan. Di sini Anda bisa melumuri tubuh dengan percikan-percikan air yang keluar dari kawah. Bermain air di lokasi ini dijamin aman. Berbeda dengan udara sekitarnya yang sejuk, khusus udara di Kawah Hujan cukup hangat.
Banyak warga yang sengaja datang ke Kawah Hujan untuk sekedar terapi. Mereka di antaranya yang memiliki penyakit darah tinggi, astma ringan, dan pega linu. Banyak yang percaya, setelah mandi sauna di Kawah Hujan, beban penyakit tersebut akan sedikit sirna.
Sementara Kawah Kereta Api keadaannya lebih unik lagi. Meskipun bernama kawah, namun lubang menganga dengan gumpalan belerang seperti kawah umumnya, sudah tak kelihatan lagi. Kawah itu permukaannya tertutup dan di tengahnya ada pipa besi sebagai tempat keluarnya panas dari perut bumi.
Kawah ini bernamah Kawah Kereta Api karena memang mengeluarkan suara seperti kereta api. Suara tersebut keluar muncul dari pipa yang tertancap di tengah kawah tadi.
Konon Kawah Kereta Api inilah sumur panas bumi pertama yang digunakan untuk menghasilkan energi listrik. Sumur itu dibor pada zaman Hindia Belanda.
Untuk keamanan, kawah itu pun dipagari besi sehingga pengunjung tak bisa menginjak permukaan kawah yang tertutup tersebut.

Konservasi elang
Perusahaan panas bumi Pertamina Geothermal Energi (PGE) berandil besar dalam upaya pelestarian lingkungan di kawasan ini. Selain melakukan penghijauan, normalisasi situ dan sebagainya, anak usaha PT Pertamina ini juga ikut mengupayakan kelestarian satwa elang dengan mendirikan penangkaran langsung, namanya Pusat Konservasi Elang Kamojang (PKEK). Upaya penangkaran ini melibatkan para ali satwa dan aktivis lingkungan.
Lokasinya berada di wilayah Kecamatan Samarang. Di penangkaran ini ada elang hitam, brontok, elang Jawa hingga elang tikus.
Setiap wisatawan yang berkunjung ke PKEK, akan didampingi petugas yang akan menerangkan apa pentingnya elang dalam strata ekosistem, sekaligus menjelaskan sifat dan kebiasaan masing-masing elang. (es)