Home / Bisnis

Rabu, 15 Maret 2023 - 11:05 WIB

Panas Bumi Indonesia, Prediksi Wood Mackenzie dan Ambisi PGE Capai Kapasitas 1.272 MW pada 2027

Pembangkit listrik tenaga panas bumi milik Pertamina Geothermal Energi.

Pembangkit listrik tenaga panas bumi milik Pertamina Geothermal Energi.

PABUMNews – Wood Mackenzie Asia Pacific Pte Limited (“Wood Mackenzie”), lembaga penelitian dan konsultan energi hijau, menyebutkan, kapasitas pembangkit listrik panas bumi di Indonesia diperkirakan akan tumbuh dengan kuat.

Ini karena sumber daya panas bumi Indonesia memang sangat mendukung untuk pertumbuhan kapasitas terpasangan PLTP, ditambah lagi dengan permintaan pasar yang pesat.

Jika tahun 2022 mencapai sekitar 2,8 GW, maka pada 2030 akan tumbuh menjadi sekitar 6,2GW dengan CAGR sekitar 10,4% dibandingkan dengan pertumbuhan rata-rata global pada CAGR sekitar 3,9% dalam periode yang sama.

Dengan begitu, pada tahun 2030, Indonesia akan memiliki kapasitas panas bumi terbesar di dunia dengan menyumbang sebesar 28% dari proyeksi kapasitas panas bumi bersih secara global.

Diketahui, hingga tahun 2023 sekarang ini, Amerika masih menduduki peringkat teratas pemilik kapasitas terbesar pembangkit listrik panas bumi di dunia. Negeri Paman Sam ini memiliki 3.794 megawatt (MW) pada 2022.

Sementara Indonesia berada di urutan kedua dengan kapasitas terpasang PLTP sebesar 2.356 MW pada 2022.

Baca Juga  Peristiwa Lapindo Tak akan Terjadi pada Pembangunan PLTP

PGE terbesar

Dari kapasitas terpasang 2,8 GW saat ini, Pertamina Geothermal Energi (PGE) menguasai pengelolaan 1.877 MW, atau lebih dari 60 persennya.

Kapasitas terpasang sebesar 1.877 MW tersebut dihasilkan PGE dari 13 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) baik yang dioperasikan sendiri maupun yang dikerjsamakan.

Kapasitas PLTP yang dikelola sendiri (own operation) saat ini mencapai 672 MW dan 1.205 MW melalui skema Kontrak Operasi Bersama (Joint Operation Contract).

Adapun kapasitas PLTP 672 MW yang dikelola langsung oleh PGE berasal dari 6 Wilayah Kerja Panas Bumi, yaitu:

1. Kamojang di Jawa Barat 235 MW

2. Karaha di Jawa Barat 30 MW

3. Lahendong di Sulawesi Utara 120 MW

4. Ulubelu di Lampung sebesar 220 MW

5. Lumut Balai di Sumatera Selatan 55 MW

6. Sibayak di Sumatera Utara 12 MW.

Rencana ke depan

Baca Juga  Usai Membangun PLTS Cirata, Perusahaan UEA Masdar Kembangan Panas Bumi Indonesia Bersama PGE

PGE yang merupakan anak usaha PT Pertamina (Persero), Februari lalu resmi mencatatkan sahamnya untuk diperdagangkan di Papan Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham PGEO.

Perseroan menawarkan ke masyarakat sebanyak 10.350.000.000 saham biasa atas nama, yang mewakili sebesar 25,00% dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan dan ditawarkan dengan Harga Penawaran Rp875,- setiap saham.

Perseroan telah melaksanakan Penawaran Umum sejak 20 – 22 Februari 2023 dan berhasil meraih dana sebesar Rp9.056.250.000.000,-.(Rp9,056 triliun).

Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. Ahmad Yuniarto menjelaskan, pelepasan saham perdana atau IPO (initial public offering) untuk mendukung rencana Perseroan mengembangkan kapasitas terpasang Perseroan hingga 1.272 MW pada 2027 mendatang.

“Perseroan menargetkan untuk meningkatkan basis kapasitas terpasangnya yang dioperasikan sendiri, dari 672MW saat ini menjadi 1.272MW pada tahun 2027. Selain juga mendukung ambisi PGE untuk terus tumbuh dan mengembangkan seluruh value chain dari sumberdaya panas bumi Indonesia,” jelasnya.***

Berita ini 27 kali dibaca

Share :

Baca Juga

Bisnis

Kementerian ESDM Jelaskan Hasil Pengumuman Lelang WKP Way Ratai dan Nage, PGE Dikabarkan Incar Keduanya

Bisnis

Usai Membangun PLTS Cirata, Perusahaan UEA Masdar Kembangan Panas Bumi Indonesia Bersama PGE