Salah satu sudut keindahan Galunggung, Kabupaten Tasikmalaya (foto: wisatajabar.com)
PABUMNews-Gunung api yang masih aktif itu kini menyajikan keindahan alam yang eksotis. Terakhir meletus tahun 1982 dengan debunya yang jatuh ke berbagai daerah, kini Gunung Galunggung, Kabupaten Tasikmalaya, menjadi destinasi wisata yang sangat menarik.
Kawah yang dulu memuntahkan lahar, debu, pasir dan bebatuan, kini menjadi danau luas dengan air yang bening kehijau-hijauan. Berjuta ton air yang terletak di puncak gunung ini pun, menjadi salah satu sumber air bersih bagi masyarakat Tasikmalaya. Pihak PDAM setempat mengalirkannya hingga ke ribuan rumah di bawahnya.
Di puncak Galunggung di pinggir kawah inilah para wisatawan kerap bermalam. Dengan memasang tenda, mereka bisa menikmati suasana sejuk pegunungan dengan panorama danau luas menghijau yang dikelilingi pepohonan lebat.
Sebagaimana gunung api lainnya, Galunggung pun mengeluarkan air panas alami yang menyegarkan. Air ini mengalir lewat sungai kecil. Ada dua macam tempat pemandian air panas di Galunggung. Pertama, kolam berupa bendungan yang terdapat di sungai langsung, dan kedua, kolam renang seperti di Cipanas Garut.
Kolam bendungan dibangun oleh pihak Perhutani, sementara kolam renang yang cukup luas dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya. Jika pengunjung ingin menikmati air panas dengan suasana alami di sungai, bisa mandi di bendungan-bendungan tersebut. Sementara jika ingin menikmati air panas dengan suasana riang gembira berbaur dengan puluhan pengunjung lainnya, ya tentu kolam renang itulah yang bisa dipilih.
Hal menarik lainnya di Galunggung adalah keberadaan dua air terjun yang tingginya sekitar 40 meter. Air terjun ini sengaja dibuat oleh pihak Perhutani. Tujuannya mungkin untuk mengontrol debit air di danau yang ada di puncak agar tidak meluber. Datanglah pada saat matahari akan tenggelam atau matahari akan terbit, maka Anda akan menyaksikan pemandangan yang sangat menakjubkan. Air yang mengalir deras di masing-masing air terjun tersebut tak ubahnya seperti aliran warna yang bercahaya.
“Menakjubkan memang, makanya kami rela bermalam di Galunggung untuk melihat kilatan warna di kedua air terjun tersebut, selain untuk menikmati kesejukan alamnya,” kata Imam, warga Garut, yang mengunjungi Galunggung beberapa waktu lalu.
Gunung Galunggung terletak di wilayah Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya. Gunung yang memiliki ketinggian 2.167 m di atas permukaan laut ini, sekitar 17 km dari pusat Kota Tasikmalaya. Sangat mudah mencapai objek wisata ini, apalagi sekarang kondisi jalan relatif cukup bagus.
Karena mudah dijangkau dengan ongkos yang terjangkau pula, tak heran jika objek wisata Galunggung menjadi pilihan masyarakat dalam berwisata. Terutama pada hari libur, kawasan ini akan ramai dipenuhi pengunjung. Mereka tak hanya dari Kota atau Kabupaten Tasikmalaya, melainkan juga dari luar, seperti Garut, Ciamis, Banjar, bahkan Bandung.
***
Objek wisata Galunggung merupakan bentuk pemanfaatan langsung potensi panasbumi. Di sisi lain, pemerintah pun sudah merancang pengupayaan pemanfaatan tidak langsungnya untuk kebutuhan energi listrik.
Dari catatan pihak Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), panasbumi Gunung Galunggung memiliki potensi energi listrik hingga 160 MW. Tahun 2016 lalu, Kemen ESDM mengumumkan pelelangan Wilayah Kerja Panasbumi (WKP) Gunung Galunggung. Dalam situs esdm.go.id disebutkan, WKP Galunggung memiliki luas 57.330 Ha, cadangan terduga 160 MW dan rencana kapasitas pengembangan sebesar 110 MW.
Bupati Tasikmalaya, H. Ruzhanul Ulum menyatakan mendukung rencana tersebut. “Jika itu untuk kepentingan masyarakat banyak, tentu kami mendukung,” katanya.
Kendati demikian, Bupati menegaskan, pemanfaatan energi panasbumi harus tetap memperhatikan kondisi lingkungan alam, sosial masyarakat agar hasil yang akan diperoleh maksimal.
Satu hal lagi, pengusahaan panasbumi Galunggung untuk energi listrik, sejatinya harus diupayakan agar melengkapi daya tarik objek wisata Galunggung yang kini sudah banyak dinikmati masyarakat, bukan mematikannya. Semoga. (es)