PABUMews – PT Geo Dipa Energi (GDE) (Persero) kembali akan melakukan eksplorasi panas bumi di WKP Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara.
Saat ini BUMN panas bumi itu sedang gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar.
Rencana eksplorasi WKP Jailolo tersebut disampaikan salah satu tim sosial lingkungan PT Geo Dipa Energi, Fandi Sagita usai menggelar sosialisasi di aula Baikole, Kantor Bupati Halmahera Barat, Rabu (13/9/2023).
“Jadi sosialisasi ini untuk memberikan informasi bagaimana peran pemerintah daerah dan peran masyarakat terhadap persyaratan dari proses kerangka lingkungan dan sosial. Ini memang kita butuhkan dalam artian kalau kita cuma membahas tentang dukungan masyarakat dan pemerintah daerah seperti apa begitu. Nah ini adalah salah satu wadah,” kata Fandi dikutip dari Malut Post, Sabtu 16 September 2023.
Fandi menambahkan, eksplorasi rencananya akan dilakuka pada 2024 yang akan datang.
Dikutip dari djkn.kemenkeu.go.id, panas bumi gunung Jailolo di wilayah Desa Idamdehe Kecamatan Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, yang memiliki potensi sebesar 75 MW, diharapkan dapat mendukung pemenuhan kebutuhan listrik di Provinsi Maluku Utara.
Eksplorasi panas bumi Jailolo dilakukan dengan skema government drilling (pengeboran dengan biaya pemerintah). PT GDE ditunjuk sebagai pelaksana pengeboran di lapangan sementara pembiayaan ditanggung oleh BUMN pendanaan yaitu PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI).
Eksplorasi di Jailolo juga melibatkan BUMN lainnya yaitu PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia atau PT PII (Persero). Perusahaan ini menjadi penanggung risiko baik risiko eksplorasi, risiko politik maupun risiko kesenjangan sesuai peraturan perundang-undangan.
Pemanfaatan panas bumi Jailolo sangat penting untuk menstabilkan ketersediaan energi listrik bagi Maluku Utara umumnya dan Halmahera Barat Barat khususnya.
Masih dikutip dari djkn.kemenkeu.go.id, secara umum, sistem tenaga listrik di Provinsi Maluku Utara terdiri dari 7 sistem dengan beban di atas 3 MW. Ketujuh sistem tersebut yaitu Sistem Ternate-Tidore, Tobelo-Malifut, Jailolo, Sofifi, Bacan, Sanana dan Daruba.
Kemudian terdapat 32 unit pusat pembangkit dengan skala yang lebih kecil dan lokasinya tersebar. Pembangkit listrik di Provinsi Maluku Utara diantaranya PLT Mesin Gas (PLTMG) Ternate, PLTMG Halmahera, PLTD Bacan, PLTD Tolonuo, PLTS Morotai, PLTU Tidore dan PLTU Sofifi.
Namun demikian, secara keseluruhan pasokan listrik yang ada masih belum memadai untuk memenuhi kebutuhan listrik di Provinsi Maluku Utara sehingga mengakibatkan sering terjadinya pemadaman listrik khususnya di Pulau Halmahera.
Oleh karena itu, pengembangan panas bumi Jailolo untuk tenaga listrik akan berdampak signifikan terhadap pemenuhan kebutuhan energi listrik masyarakat Maluku Utara.
Tahun 2021 lalu, jajaran pejabat Pemkab Halmahera Utara dipimpin Bupati Halmahera Barat, James Uang, bahkan sempat mendatangi langsung kantor GDE di Jakarta.
Dalam pertemuannya dengan para petinggi GDE, James menyatakan mendukung penuh pemanfataan panas bumi Jailolo untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat Halmahera Barat.
“Karena sekali lagi, proyek ini sudah ditunggu lama oleh masyarakat Halmahera Barat. Dengan kondisi listrik kita yang sering mengalami pemandaman karena keterbatasan itu, nah ini menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan itu,” katanya.
James juga mengungkapkan harapannya agar program government drilling yang akan dilakukan oleh PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) “SMI” dan GeoDipa dapat segera direalisasikan. Hal ini mengingat dengan adanya proyek panas bumi tersebut, akan memberikan dampak positif bagi pembangunan di Halmahera Barat.
“Karena kalau ini sudah berfungsi kan dia punya efek gandanya banyak, membantu soal pemadaman listrik bagi yang tidak mampu dan pihak swasta kan bisa masuk, karena mereka selalu mereka beralasan soal kemampuan listrik yang mereka tidak punya. Karena itu kalau GeoDipa sudah eksplorasi dan sudah berfungsi, pasti sudah banyak mengundang investor yang masuk ke Halmahera Barat, karena masalah listrik menjadi solusi di situ,” ujarnya.***