PABUMNews – PLN akan bangun PLTP (pembangkit listrik tenaga panas bumi) Mataloko Unit-2 dan Unit-3 dengan rencana kapasitas pembangkitan sebesar 20 MW. Pembangkit listrik ini berlokasi di Pulau Flores, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Proyek PLTP Mataloko merupakan bagian dari program Flores Geothermal Island yang dicanagkan pemerintah. Tujuan dari program ini adalah menjadikan Pulau Flores menjadi pulau dengan sumber listrik 100% dari energi panas bumi.
Total investasi pembagunan PLTP Mataloko diperkirakan menelan biaya Rp 101,8 miliar. Pembangkit ini akan dibangun di atas lahan seluas 210.700 meter persegi dan ditargerkan beroperasi secara komersial pada tahun 2024.
Saat ini proyek pembangunan PLTP Mataloko telah memasuki tahap prakontruksi, meliputi persiapan pengadaan lahan dan pengurusan izin.
Saat ini PLN telah mengantongi Izin Prinsip, Izin Kesesuaian Tata Ruang (RTRW), UKL–UPL Eksplorasi dan Izin Lingkungan dari pemerintahan setempat.
Proyek ini merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) program pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 35.000 MW.
Pembangunan PLTP Mataloko merupakan bentuk komitmen PLN dalam mewujudkan capaian bauran energi nasional dari energi terbarukan 23 persen pada tahun 2025. Selain itu PLN berkomitmen untuk mewujudkan program ketahanan energi nasional dari sumber energi energi terbarukan, ramah lingkungan dan berkesinambungan.
Selain Mataloko, rencananya PLN akan bangun PLTP lainya, yaitu PLTP Ulumbu Unit-5 20 MW yang berada di Pulau Flores dan PLTP Atadei 10 MW yang berada di pulau Lembata. Kedua proyek ini berada pada sistem transmisi Flores. Statusnya pengembangan saat ini adalah dalam tahap persiapan proyek.
Pada sistem transmisi Flores, PLN menyiapkan rencana pembangkitan listrik dari panas bumi sebesar 115 MW hingga tahun 2028. Rencana ini tertuang dalam dokummen RUPTL (Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik) tahun 2019 – 2028. Rencana pembangunan PLTP di dalam sistem Flores adalah PLTP Sokoria 6x5MW, PLTP Ulumbu 5 sebesar 20 MW, PLTP Ulumbu 6 sebesar 20 MW, PLTP Mataloko 2×10 MW, PLTP Oka Ile Ange 10 MW dan PLTP Atadei 10 MW (Pulau Lembata). (hn)