PABUMNews – PT PLN menjelaskan perbedaan proses pemanfaatan panasbumi dengan pemanfaatan minyak dan gas di hadapan ratusan masyarakat Desa Mocok, Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, Sabtu 18 November 2023.
Hal itu dilakukan PLN dalam acara sosialisasi Free Prior Informed Consent (FPIC) atau persetujuan atas dasar informasi di awal tanpa paksaan (PADIATAPA) terkiat perluasan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Ulumbu unit 5-6 di Poco Leok.
Sandro Ginting, tim dari PLN menjelaskan, proses pemanfaatan panasbumi jauh berbeda dengan minyak dan gas atau sumber daya alam tambang lainnya.
Proses pemanfaatan panasbumi menjadi energi listrik hanya memanfaatkan uap panasbumi yang ada di perut bumi.
Air memang diperlukan dalam PLTP, namun air tersebut diambil dari lapisan sangat dalam dan itu pun dikembalikan lagi ke perut bumi.
Jadi, kata Sandro Ginting, air yang digunakan dalam PLTP, bukanlah yang ada di permukaan tanah untuk sumur atau pertanian, melainkan air yang berada di lapisan bawah. Dengan demikian, pembangunan PLTP tak akan menganggu keberadaan air untuk kebutuhan masyarakat dan untuk pertanian.
“Yang membedakan aktivitas geothermal dan Migas adalah kandungan yang diambil dari dalam bumi. Pada Migas, yang diambil adalah minyak dan gas. Sementara, pada Geothermal, yang diambil hanyalah uap panas yang dihasilkan bumi. Kalaupun ada air, yang sangat dibutuhkan dalam geothermal tetap akan dikembalikan ke dalam perut bumi,” kata Sandro Ginting.
Pentingnya Panasbumi
Sandro Ginting juga menyinggung dampak positif pembangunan PLTP bagi masyarakat sekitar. Di antaranya keberadaan CSR perusahaan yang nantinya dialokasikan untuk memberdayakan masyarakat.
Selain itu, pihak PLN juga menyinggung pentingnya energi panas bumi dalam transisi energi. Dijelaskannya, selama ini listrik yang digunakan menggunakan energi fosil sebagai bahan bakar.
Selain ketersediaannya terbatas sehingga beberapa dekade lagi akan habis, energi fosil sangat mencemari lingkungan.
Sekarang ini terjadi pemanasan global akibat suhu bumi yang naik. Naiknya suhu bumi tersebut di antaranya dipicu oleh buangan energi fosil ke udara.
Untuk menjaga agar suhu bumi stabil, maka panasbumi didorong untuk menggantikan listrik yang menggunakan energi fosil tersebut.
Sandar menegaskan, panas bumi merupakan energi bersih yang tak mencemari lingkungan, selain itu selalu tersedia sepanjang masa sehingga tak akan habis.
Di sesi akhir kegiatan terjadi dialog cukup dinamis antara masyarakat dengan pihak PLN. Pihak PLN pun langsung membuatan berita acara untuk menyampaikan aspirasi masyarakat Poco Leok ke PLN pusat.***