PABUMNews-Pemerintah terus menggenjot penggunaan energi bersih panasbumi untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat. Untuk kepentingan tersebut PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (SMI) menggelontorkan pinjaman lunak sebesar US$ 640 juta atau sekitar Rp 8,3 triliun (US$ 1 = Rp 13.000) kepada PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (PLN).
Penandatanganan pinjaman antara PLN dengan SMI dilaksanakan di hari pertama kegiatan IndoEBTKE ConEx dan BCEF di Balai Kartini, Jakarta Rabu 13/9/2017.
“Pinjaman tersebut untuk mendanai penggarapan enam WKP (wilayah kerja panasbumi) yang telah ditugaskan kepada PLN,” ujar Direktur Panasbumi Ditjen EBTKE Kemen ESDM, Yunus Saefulhaq kepada para wartawan di sela-sela kegiatan IndoEBTKE ConEx dan BCEF.
Yunus menambahkan. keenam WKP yang akan digarap PLN adalah WKP Atedei di Nusa Tenggara Timur (NTT), Songa Wayaua di Maluku Utara, Tangkuban Perahu di Jawa Barat, Gunung Sirung di NTT, WKP Ungaran, dan WKP Kapanghiang. Total kapasitas pembangkit panasbumi dari enam wilayah itu mencapai 160 MW.
“PLN bisa menggandeng mitra yang kompeten dalam menggarap keenam WKP tersebut,” lanjutnya.
Namun, kata Yunus, meskipun sudah MOU, besaran dana untuk PLN tersebut masih dalam tahap pembicaraan. Alokasi Geothermal Fund yang dikelola SMI saat ini hanya Rp 3,8 triliun dengan rincian sebesar Rp 3,1 triliun dari APBN dan Rp 711 miliar dari bantuan Bank Dunia.
Direktur Perencanaan PLN, Nicke Widyawati menambahkan, SMI memberikan pendanaan terkait dengan eksplorasi. “Maka, potensi yang akan dikerjasamakan yaitu enam WKP yang sudah mendapat penugasan dan SK-nya,” katanya.
Setelah adanya MoU ini, kata Nicke, kegiatan selanjutnya yang akan dilakukan oleh PLN adalah melakukan survei lanjutan untuk melakukan pengeboran pencarian sumber uap panasbumi.
“Kami bisa gandeng pihak-pihak yang punya kompetensi di hulu menjadi satu konsorsium untuk hulu sampai hilir, jadi lebih cepat,” lanjutnya.
Penugasan enam WKP tersebut, Nicke berharap dapat berkontribusi mencapai target kapasitas terpasang pembangkit panasbumi sebesar 6.700-7.000 MW dalam 10 tahun ke depan. (ES)