Dirjen EBTKE, Kementerian ESDM, FX Sutijastoto, berfoto bersama petinggi PGE di PLTP Lumut Balai, Sumatera Selatan. (Foto: Dok. Kementerian ESDM).
PABUMNews – Kapasitas terpasang panasbumi Indonesia kini melewati 2000 MW, tepatnya 2.003,5 MW, seiring beroperasinya Lumut Balai Unit I sebesar 55 MW pada awal September 2019.
Menurut Direktur Panasbumi, Kementerian ESDM, Ida Nuryatin Finahari, PLTP Lumut Balai resmi beroperasi 1 September 2019 dengan kapasitas 55 MW.
“Jadi total kapasitas PLTP terpasang saat ini 2003,5 MW,” kata Ida seperti dirilis Dunia Energi, Kamis (24/10/2019).
PLTP Lumut Balai yang dioperasikan Pertamina Geothermal Energi (PGE) mengalami pemunduran beberapa kali. Semula ditargetkan beroperasi pada bulan Juli, kemudian diundur menjadi Agustus. Akhirnya beroperasi atau COD September.
Direktur Utama PGE, Ali Mundakir, mengatakan, pemunduran beroperasinya Lumut Balai akibat adanya permasalahan sosial yang tak bisa diprediksi.
“Kondisi sosial masyarakat tak bisa diprediksi,” katanya.
Sumber lain menyebutkan, selain permasalahan sosial, kondisi areal PLTP Lumut Balai yang berbukit-bukit cukup curam pun cukup menyulitkan pihak kontraktor dalam pemasangan instalasi dan pembangunan infrastruktur.
“Itulah sebabnya COD Lumut Balai mengalami beberapa kali pemunduran,” ungkap sumber tersebut.
Dengan beroperasinya PLTP Lumut Balai, maka kapasitas terpasang yang dikelola PGE secara mandiri bertambah dari 617 MW menjadi 672.
Kapasitas sebesar itu bersumber dari dari PLTP Kamojang (235 MW), PLTP Ulubelu (220 MW), PLTP Lahendong (120 MW), PLTP Karaha (30 MW) dan PLTP Sibayak (12 MW) dan PLTP Lumut Balai unit I 55 MW.
Sementara dari PLTP yang dikelola melalui mekanisme Join Operation Contract (JOC) dengan pihak lain, sebesar 1.198 MW yang terdiri dari PLTP Salak (377 MW), PLTP Darajat (271 MW) dan PLTP Wayang Windu (220 MW), PLTP Sarulla (330 MW). (es)