Danau Toba (foto: venuemagz.com)
PABUMNews- Sebanyak 69 pakar serta peneliti di bidang geologi dalam dan luar negeri, kini sedang berkumpul di Kabupaten Samosir, Toba, Sumatera Utara untuk berbagi ilmu dalam Seminar “The 7th International Workshop on Collapsed Calderas”yang digelar dari Sabtu hingga Kamis (21-27/9/2018).
Kegiatan itu diselenggarakan oleh Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), bekerjasama dengan International Association on Volcanology and Chemistry of Earth Interior (IAVCEI). Vice-President IAVCEI, Prof. Shanaka de Silva, yang juga Professor Geologi dan Geofisika dari Oregon State University, Amerika Serikat, juga hadir dalam acara yang digelar di Tuktuk tersebut, begitu juga Secretary IAVCEI, Prof. Roberto Sulpizio. Rencananya, selain seminar kegiatan itu juga menggelar Focus Group Discussion dan kunjungan lapangan ke beberapa titik di Danau Toba.
Dikutip dari laman esdm.go.id, kegiatan bertajuk “Assessing the Potential Impact of Super-Eruptions on Society and the Environment” itu, akan membahas banyak hal, di antaranya dampak potensial sosio-ekologis dari letusan supervolcano, seperti misalnya Kaldera La Garita di Colorado AS, Toba di Sumatera Utara Indonesia, Taupo di Selandia Baru dan Aira di Kyushu, Jepang.
Sekretaris Badan Geologi Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Antonius Ratdomopurbo, saat membuka acara, mengemukakan, kegiatan ini sesuai dengan tugas Badan Geologi yang salah satunya melakukan penelitian dan pemetaan inventarisasi terhadap objek-objek warisan geologi dan memberikan rekomendasi wilayah yang berpotensi menjadi kawasan geopark sehingga konservasi geologi dapat berkelanjutan.
“Kita akan belajar tentang semua aspek geologis Toba Caldera. Saya berharap lokakarya ini akan menjadi tempat yang baik untuk diskusi dan berbagi pengetahuan. Beberapa program dalam pertemuan ini tidak hanya memberikan manfaat bagi komunitas ilmiah, tetapi juga memberikan banyak manfaat bagi pemerintah dan masyarakat setempat. Selain itu, Toba Caldera telah menjadi laboratorium alami. Saya berharap kolaborasi penelitian dan jaringan ilmiah dapat direalisasikan di masa depan,” ujar Purbo.
Sementara itu Bupati Samosir, Rapidin Simbolon yang juga hadir dalam acara pembukaan, menyambut baik terlaksananya acara. Menurutnya, pemilihan Pulau Samosir untuk acara ini sudah tepat karena kaldera Toba sangat unik. Kaldera itu dibentuk oleh tiga kali letusan dari gunung berapi super. Letusan terakhir sangat besar dan luar biasa yang mempengaruhi iklim dan ekosistem di Bumi pada waktu itu. Ini menjadikan Danau Toba sebagai salah satu kaldera terbesar di dunia yang memiliki panjang 62 mil, lebar 19 mil dan tinggi hingga mencapai 505 meter.
“Kami optimis bahwa sebagai objek dari lokakarya, Kaldera Toba akan dapat meningkatkan pemahaman dan pengetahuan kita tentang keruntuhan kaldera. Oleh karena itu, kami berharap hasil dari kegiatan ilmiah ini akan menghasilkan rekomendasi yang berguna untuk tujuh kabupaten di sekitar Toba Caldera, terutama Samosir yang memiliki banyak tempat menarik untuk diteliti,” ungkap Rapidin.
Toba merupakan salah kaldera terbesar di Asia Tenggara yang terbentuk akibat beberapa kali letusan gunung berapi. Toba sendiri merupakan lapangan panasbumi yang cukup besar sehingga pemanfaatannya menjadi energi listrik akan bisa mengurangi defisit kebutuhan listrik yang di wilayah tersebut.
Di Toba pun ada dua lokasi air panas, yakni di Kaki Gunung Pusung Buhit serta di Pulau Samosir. Kedua sumber air panas itu kini dimanfaatkan warga sebagai objek wisata.
Sementara untuk pemanfaatan tak langsung dari panasbumi di perut Toba, kini sedang dipayakan oleh perusahaan pembangkit listrik Tiongkok, Kaishan, melalui perusahaan induk KS Orka. Bulan Maret lalu, Kaishan, lewat anak usahanya, Sokoria Geothermal Singapore Pte. Ltd, , menyatakan telah menandatangani “Perjanjian Pemegang Saham Proyek Geothermal Simbolon-Samosir” dengan PT Optima Nusantara Energi untuk mengembangkan proyek panasbumi di Toba secara bersama-sama.
Kedua perusahaan itu sepakat untuk membentuk badan usaha khusus PT Samosir Geothermal Power untuk bersama-sama mengembangkan proyek panasbumi Simbolon-Samosir.
Data dari Kementerian ESDM menyebutkan, panasbumi Toba masuk dalam WKP Simbolon Samosir yang memiliki cadangan terduga sebesar 150 MW. Rencananya, panasbumi di WKP ini akan dikembangkan sebesar 110 MW. Harga listrik tertinggi dipatok US$15 sen/kWh dan ditarget beroperasi pada 2024
Diharapkan, seminar “The 7th International Workshop on Collapsed Calderas” yang kini sedang berlangsung itu pun, membahas energi panasbumi yang ada di Toba agar kebermanfaatannya bisa dilarasakan secara maksimal oleh masyarakat. Bukan hanya tekait pemanfaatan tidak langsung, tapi juga menyangkut pemanfaatan langsung. (es)