Direktur Panasbumi Yunus Saefulhaq foto bersama dengan peserta rapat kerja panasbumi (sumber: antara)
PABUMNews- GM PT PLN Area Suluttenggo Edison Sipahutar menjelaskan, kontribusi energi panasbumi pada sistem kelistrikan Sulutenggo mencapai 23 persen dari total kapasitas pembangkitan, sedangkan untuk sistem kelistrikan Sulawesi Utara, energi panasbumi menyumbang sekitar 37 persen dari total pembangkitan.
“Bersama dengan kapasitas terpasang dari PLTA, hal ini membuat sistem kelistrikan Provinsi Sulawesi Utara telah didominasi oleh energi baru terbarukan atau BT,” papar Edison pada rapat kerja pembahasan manfaat energi panasbumi bagi pembangunan daerah dan dalam rangka perancangan RUU Energi Terbarukan seperti dirilis Antara (Selasa, 7/11/2017)
Rapat digelar bersama Direktur Panasbumi Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Yunus Saefulhak di Tomohon, Sulawesi Utara, Selasa (7/11).
Hadir pula anggota DPR RI, Bara Hasibuan, Anggota DPD RI Ir Marhani VP Pua MA dan Stefanus BAN Liow, Ketua DPRD Kota Tomohon, para Bupati, GM PT PGE Area Lahendong Salvius Patangke, GM PT PLN Area Suluttenggo Edison Sipahutar, dan perwakilan Dinas ESDM Kota Tomohon.
Dalam kesempatan itu, anggota DPD Sulawesi Utara Marhany V.P. Pua dan Stefanus Ban Lion menyatakan, pihaknya sangat mendukung pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) di Sulawesi Utara dengan mendorong pembangunan unit-unit PLTP Lahendong.
“Indonesia kaya akan sumber EBT, jadi harus dimanfaatkan dengan optimal. Kami berharap porsi EBT di Sulawesi Utara dapat meningkat dan melebihi 50 persen dalam bauran energi,” ujar Marhany di sela-sela acara rapat kerja.
Mengenai PLP Lahendong, GM PT Pertamina Geothermal Energi (PGE) Area Lahendong, Salvius Patangke menyampaikan, PLTP Lahendong memiliki kapasitas sebesar 120 MW dengan kapasitas terpasang menjadi 170 MW pada tahun 2021.
“PLTP Lahendong memberikan kontribusi pemenuhan kebutuhan listrik sebesar 30 persen di sistem interkoneksi 150/70 kV,” ujar Salvius
Sementara itu, Direktur Panasbumi Yunus Saefulhak menyampaikan, investasi yang dibutuhkan untuk mengusahakan panasbumi sekitar 4-5 juta USD/MW.
“Pembagian persentase sekitar 60 persen di sisi hulu untuk supply uap dan 40 persen di sisi hilir yaitu untuk pembangunan pembangkit,” ujar Yunus di sesi pemaparan.
Yunus juga menyampaikan berbagai terobosan pemerintah dalam mempercepat pengembangan panasbumi, di antaranya memberikan penugasan kepada BUMN untuk mengusahakan panasbumi tanpa lelang, memberikan penugasan survei pendahuluan dan eksplorasi kepada investor, menyederhanakan birokrasi dan alur perizinan di bidang panasbumi, memberikan insentif kepada Badan, mengoptimalisasi pengembangan panasbumi WKP Existing dan pengembangan panasbumi di wilayah Indonesia Timur.
Dalam rapat itu dibahasa pula kontribusi panasbumi dalam sistem kelistrikan Suluttenggo dan pembagian skema bonus produksi panasbumi kepada daerah penghasil panasbumi di Sulawesi Utara, serta pemanfaatan CSR yang telah dilakukan oleh PT PGE area Lahendong dan PT PLN Area Suluttenggo.
Mengenai hal ini Yunus memaparkan, pemerintah telah menetapkan besaran Bonus Produksi untuk daerah penghasil panasbumi lewat Kepmen ESDM No. 482 K/32/DJE/2017. Pembagian didasarkan pada persentase daerah penghasil dan hasil rekonsiliasi penjualan uap panas bumi dan/atau listrik per tahunnya. (Es)