Komplek PLTP Muara Laboh di Solok Selatan, Sumatera Barat. (*)
PABUMNews – PT Supreme Energy Muara Laboh (PT SEML), pengelola PLTP Muara Laboh di Kabupaten Solok Selatan, Provinsi Sumatera Barat, menyatakan sudah siap mengembangkan PLTP Muara Laboh Tahap II berkapasitas 70 MW, baik dari sisi teknis maupun finansial.
Oleh karena itu, PT SEML berharap proses negosiasi dengan pemerintah segera rampung agar pengeboran untuk PLTP Muara Laboh II bisa dimulai.
“Kami masih menunggu keputusan pihak PLN untuk menentukan kapasitas yang dikembangkan dan soal tarif, juga dengan pihak Kementerian ESDM,” kata Senior Field Relation PT Supreme Energy Muara Laboh Yulnofrins Napilus di Padang Aro, Selasa, (1/9/2020).
Menurut Yulnofrins, pembahasan pengembangan Muara Laboh II sekarang ini tertunda akibat pandemi Covid-19.
“Karena ada pandemi COVID-19, pembahasan jadi terhambat. Padahal dari sisi teknis maupun finansial, perusahaan sudah siap,” ujarnya.
Yulnofrins yakin, percepatan pelaksanaan PLTP Muara Laboh II akan meningkatkan kegiatan ekonomi di Solok Selatan.
“Kontraktor akan masuk, perputaran uang pun meningkat. Untuk tahap dua rencana akan menghasilkan 70 megawatt,” ujarnya.
Diketahui, PT SEML berhasil merampungkan pembangunan PLTPMuara Laboh Tahap I berkapasitas 85 MW. PLTP ini beroperasi pada Desember 2019 lalu dan dapat melistriki hingga 340 ribu rumah tangga.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi dalam siaran persnya beberapa waktu lau menyatakan, beroperasinya PLTP Muara Laboh Tahap 1 yang memiliki total nilai investasi USD 580 juta, merupakan bagian dari upaya pemerintah meningkatkan bauran pembangkit energi baru terbarukan sehingga menekan emisi dan menghasilkan nir-karbon.
“Sesuai Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2019-2028, Pemerintah menargetkan bauran energi Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk pembangkit meningkat menjadi sebesar 23,2% pada 2028 atau dua kali lipat dari 11,4% pada 2019,” jelasnya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Solok Selatan Abdul Rahman, mendorong agar produksi panas bumi tahap oleh PT Supreme Energy segera dimulai.
“Panas bumi oleh PT Supreme Energy di Solok Selatan sudah terbukti tahap pertama itu manfaatnya seperti kepada masyarakat, lapangan kerja dan sekarang ada pemasukan ke PAD,” ujarnya,
Selain itu katanya, juga ada keuntungan bagi daerah dan masyarakat dari corporate social responsibility (CSR) serta pengembangan kawasan di sekitarnya.
Oleh sebab itu katanya, pemerintah daerah berkepentingan untuk mendukung agar investasi Supreme Energy berlanjut ke tahap dua.
Dia menambahkan, kalau ada permasalahan lahan antara PT Supreme Energy dengan masyarakat pemkab setempat juga siap membantu menyelesaikannya. (Ref)