Surya Darma Ketua METI (sumber foto: petroenergy)
PABUMNews – Lelaki Aceh jebolan Teknik Geologi ITB ini pernah melanglang buana di luar negeri untuk menimba ilmu, di antaranya di Selandia Baru dan Amerika Serikat.
Di Selandia Baru ia kuliah di Teknologi Energi di University of Auckland, mendalami teknologi pemanfaatan energi panasbumi (geothermal). Setelah mendapat gelar diploma, kemudian terbang ke negeri Paman Sam melanjutkan studi di Kennedy Western University hingga mendapat gelar MBA dan Ph.D.
Itulah Surya Darma yang kini didapuk menjadi Ketua METI (Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia).
Tahun 2015 lalu, Surya Darma mendapatkank penghargaan dari Pemerintah Selandia Baru terkait kiprahnya yang besar dalam mempererat hubungan diplomatik antara Indonesia – Selandia Baru lewat jalur energi terbarukan, khususnya panasbumi. Surya Darma merupakan salah satu penerima penghargaan tersebut dari 40 tokoh ASEAN.
Penghargaan itu tentu saja tak hanya membanggakan Surya Darma sendiri, melainkan juga Indonesia. Sebab, di dalamnya ada pengakuan dunia internasional terhadap komitmen Indonesia dalam pengupayaan dan penggunaan energi terbarukan.
Berbagai tugas pernah disandang Surya Darma, di antaranya Wakil Ketua Komtek Energi pada Dewan Riset Nasional, Direktur International Geothermal Association serta Wakil Ketua Komite Tetap Bidang Energi pada Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.
Selain jabatan-jabatan tersebut, Surya Darma juga merupakan Staf Ahli Direktur Utama PT Pertamina (Persero) serta mantan Direktur Operasi PT Pertamina Geothermal Energy.
Tentang Selandia Baru, Surya Darma memiliki kesan tersendiri. Ia memaparkan, tahun 1973, Indonesia mengalami krisis energi akibat meroketnya harga minyak dunia. Oleh karena itu Indonesia berusaha mencari sumber energi alternatif dan ketika itu diprioritaskan untuk mengembangkan teknologi geothermal.
“Selandia Baru telah mengambil langkah kepemimpinan dalam pengembangan teknologi geothermal di Indonesia. Salah satu buktinya adalah pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Kamojang pada tahun 1970-an yang sejak awal pembangunannya mendapat pengawalan dari pakar geothermal dari Selandia Baru,” paparnya.
Menurut Dr. Surya Dharma, Selandia Baru juga telah menciptakan sistem yang komplit dalam membantu Indonesia mengembangkan sektor energi terbarukan.
“Pemerintah Selandia Baru tidak cuma memberikan banyak beasiswa bagi pemuda Indonesia untuk belajar mengenai teknologi geothermal, tapi juga telah melakukan transfer of knowledge dan juga transfer teknologi serta tak terkecuali investasi di sektor ini,” jelasnya.
Kini di tengah kesibukannya mengajar dan tugas-tugas lainnya, Surya Darma juga menjadi Ketua Umum Pimpinan Pusat Taman Iskandar Muda sejak tahun 2012. Organisasi ini merupakan wadah orang Aceh di perantauan, selain tentu memiliki tujuan mulia membangun SDM Aceh yang unggul. Dibantu tokoh-tokoh Aceh lainnya, organisasi yang dipimpin Surya Darma ini telah memiliki berbagai cabang di seluruh Indonesia. (Es)