PABUMNews-Ilmu dan teknologi panasbumi atau geothermal kini menjadi mata kuliah penting di beberapa perguruan tinggi. Di Sumatera, selain di Universitas Andalas, panasbumi juga menjadi mata kuliah di Universitas Lampung (Unila).
Di Unila, mata kuliah panasbumi bagian dari pendidikan Teknik Geofisika. Yang membanggakan, Teknik Geofisika di Unila merupakan yang terbaik ketiga di Indonesia setelah Teknik Geofisika di Institut Teknolog Bandung dan Universitas Gadjah Mada.
Teknik Geofisika meraih akreditasi A dalam perbaikan akreditasi berdasar pada keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) tanggal 15 September 2017 lalu.
Dekan Fakultas Teknik Unila, Suharno, mengatakan, Teknik Geofisika mendapat akreditasi A dengan total nilai 365 berdasarkan keputusan BAN-PT Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Akreditasi ini mulai berlaku pada 15 September 2017 untuk masa waktu selama lima tahun.
“Akreditasi ini berlaku selama lima tahun,” katanya, Senin (9/10/2017).
Suharno menjelaskan, diraihnya akreditasi A menujukkan bahwa Prodi Geofisika telah menjalankan tujuh standar, di antaranya pembelajaran, penelitian, pengabdian, dan tata pamong. Semua standar harus dilaksanakan dengan baik dan benar. Seperti standar tata pamong, artinya harus menjalankan aktivitas kampus yang bagus, termasuk administrasinya dan saling terintegrasi.
Ia menegaskan, hanya ada tiga Program Studi Teknik Geofisika yang telah terakreditasi A dari 20 pada perguruan tinggi di Indonesia. “Ini merupakan prestasi yang patut dibanggakan Universitas Lampung, Teknik Geofisika Unila urutan ke-3 di Indonesia setelah Institut Teknologi Bandung dan Universitas Gadjah Mada. Untuk di Sumatera, kami pada peringkat pertama,” ujarnya.
Suharno menyatakan, Teknik Geofisika memiliki target go international dengan cara kerjasama dan mengirimkan mahasiswa ke perusahaan dalam maupun luar negeri. “Prodi ini masih langka dan cukup dibutuhkan,” ujarnya.
Menurut Suharno, pihaknya akan menempatkan lulusan ke luar negeri sebanyak-banyaknya, terutama pada bidang mitigasi, perminyakan, pertambangan, panasbumi, dan penanggulangan bencana.
Penguasaan keilmuan dan teknologi panasbumi sangat penting bagi Lampung mengingat provinsi ini memiliki potensi panasbumi sangat besar. Lampung merupakan urutan ketiga terbesar yang memiliki potensi panasbumi setelah Jawa Barat dan Sumatera Utara.
Dari catatan pihak Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Lampung, ada sekitar 2.867 MW atau sekitar 10 persen dari total potensi panasbumi Indonesia berada di Lampung.
Potensi panasbumi tersebut tersebar pada 13 lokasi di enam kabupaten/kota, yaitu Kabupaten Lampung Barat, Kabupaten Tanggamus, Kabupaten Lampung Selatan, Kabupaten Pesawaran, Kabupaten Waykanan dan Kota Bandarlampung.
Kapasitas terpasang energi panasbumi di Lampung kini mencapai 660 MW yang dipasok dari PLTP Ulubelu, PLTP Suoh Sekincau, dan PLTP Rajabasa. (es)