Home / Berita

Kamis, 5 Oktober 2017 - 11:17 WIB

Terbawa Hujan, Lumpur ‘Cut And Fill’  PLTP Baturaden  Kotori Sungai Prukut

Ikan yang terbuat dari kertas dipasang warga Cilongokan Banyumas di atas sungai sebagai protes atas keruhnya air sungai

PABUMNews – Aliran sungai Prukut di Kecamatan Cilongok, Kabupaten, Banyumas, Jawa Tengah, kembali keruh sejak Minggu (1/10/2017) lalu. Sungai yang menjadi sumber pengairan warga Cilongok sekitarnya untuk pertanian dan pembudidayaan ikan, bahkan mandi dan mencuci, tampak coklat pekat hingga Rabu (4/10/2017).

Selain akibat proses sedimentasi alami, keruhnya air Prukut diduga akibat tercemari lumpur sisa pembukaan lahan (cut and fill) PLTP (Pembangkit Listrik Panasbumi) Baturraden yang terbawa air hujan.

Menurut warga, keruhnya air Sungai Prukut sudah terjadi tiga kali. Yang pertama pada awal pembukaan lahan hutan Baturaden untuk kepentingan PLTP di awal tahun 2017, kemudian bulan Juli lalu, dan yang terakhir pada Minggu kemarin.

“Paling parah keruhnya beberapa hari terakhir, akhir September ini. Air jadi coklat pekat karena sedimen lumpur terlalu banyak,” kata Ketua Paguyuban Air Bersih Desa Panembangan Cilongok, Kartun, seperti dirilis merdeka.com Selasa (3/10).

Kartun menambahkan, keruhnya air Prukut tentu menyusahkan warga, apalagi warga memanfaatkan air Prukut untuk minum ternak, menyuplai air ke kolam serta mandi dan mencuci.

Ia mengakui, PT Sejahtera Alam Energi (SAE), pengembang panasbumi Baturraden, memang telah membangun sumber air dari mata air lain yang tak terkontaminasi lumpur untuk memasok air bersih ke empat desa yakni Panembangan, Sikidang, Karanglo, dan Sambirata. “Tapi, Aliran air kadang macet sehingga mengganggu kehidupan warga,” ujarnya.

Baca Juga  NTT akan Gali Panasbumi untuk Kejar Elektrifikasi

Sementara itu, Direktur PT SAE, Bregas Rochadi mengatakan, keruhnya air Sungai Prukut bukan karena kesalahan metode pengerjaan proyek, melainkan akibat terjadinya longsor di sekitar lokasi pengeboran PLTP pada Sabtu (30/9). Longsor terjadi karena faktor alam yang dipicu hujan lebat di wilayah itu.

Meski bukan karena kesalahan teknis, pihaknya tetap meminta maaf kepada warga atas kejadian ini. PT SAE juga mendistribusikan air bersih dengan mobil tangki ke desa terdampak air keruh.

Petani Ikan Dewa Hentikan Pemijahan

Keruhnya Sungai Prukut membawa dampak besar terhadap pembudidayaan ikan dewa di Desa Karangtengah Kecamatan Cilongok. Para petani ikan khas itu terpaksa menghentikan pemijahan.

Pembudidaya ikan dewa, Bing Urip Hartoyo mengatakan, dalam kondisi air keruh, ikan dewa indukan tak bisa memijah. Selain itu, keruhnya air juga menyebabkan ikan rawan terserang penyakit. Pihaknya kini terpaksa mengevakuasi ikan dari kolam yang terimbas keruhnya aliran sungai.

“Untuk menghindari kerugian karena kematian ikan, ikan di kolam yang airnya sudah pekat dipindah ke kolam yang relatif masih bening,” katanya, Selasa, 3 Oktober 2017 sepeti dirilis liputan6.com.

Baca Juga  Presiden Prediksi, Target 35.000 MW akan Molor

Dengan perlakuan seperti itu, menurut Bing, ikan hanya bisa bertahan hidup tanpa bisa memijah. Namun berhentinya pemijahan membuat pembudidaya kehilangan penghasilan sebab sumber pendapatan utama peternakan ikan ini adalah hasil penjualan bibit ikan.

“Karena air kembali keruh, ya sudah, kita berhenti lagi. Itu kita sudah mulai rugi sebenarnya,” ucapnya.

Mengenai keluhan petani ikan dewa, Humas PT SAE Riyanto Yusuf mengatakan, pihaknya langsung menerjunkan tim begitu mengetahui aliran Sungai Prukut keruh. Dia mengklaim, timnya langsung membersihkan aliran di bagian hulu. Selain itu, timnya juga menambah filter (penjernih) yang terpasang di daerah hulu sungai.

Dari hasil evaluasi, keruhnya Sungai Prukut disebabkan oleh material kerukan pembangunan jalan pada awal eksplorasi proyek. Sedimentasi yang kadung terbawa hingga tengah hutan itu kemudian hanyut ke sungai akibat guyuran hujan lebat yang terjadi akhir pekan lalu.

Riyanto menegaskan, PT SAE selalu siap jika ada warga menuntut ganti rugi akibat dampak proyek PLTP. Namun, penggantian kerugian itu juga harus melalui prosedur yang telah ditetapkan. Dimulai dari laporan potensi jumlah kerugian, tim PT SAE lalu akan memverifikasi kerugian. (ES)

Berita ini 552 kali dibaca

Share :

Baca Juga

Berita

Pre-Workshop ITB International Geothermal Workshop 2022, Terbuka untuk Umum

Berita

Pemandian Air Panas Sangkanhurip Kuningan, Segar dan Menyehatkan

Berita

Listrik Panasbumi Baru 4,9 Persen

Berita

Pilot Project Government Drilling Wae Sano Ditolak Sebagian Warga, Bank Dunia Segera Beri Tanggapan

Berita

Magister Panasbumi ITB Gelar Social Mapping

Berita

Perusahaan Panas Bumi PGE Gelar Pelatihan IT untuk Pelajar

Berita

Pemerintah Lanjutkan Eksplorasi Panasbumi Waesano Meski Bank Dunia Hentikan Pendanaan

Berita

Prijandaru Effendi Kembali Jabat Ketua Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API)