Home / Energi

Kamis, 9 Maret 2023 - 08:35 WIB

UGM Ciptakan Teknologi Baru untuk Deteksi Sumber Panas Bumi, Lebih Akurat dan Detail

Pihak UGM dan mitra sepakat melakukan uji coba teknologi baru untuk mendeteksi sumber panas bumi. (Sumber foto: Dok. UGM)

Pihak UGM dan mitra sepakat melakukan uji coba teknologi baru untuk mendeteksi sumber panas bumi. (Sumber foto: Dok. UGM)

PABUMNews – Di sepertiga perjalanan tahun 2023 ini, Indonesia membuat lompatan baru dalam pengembangan teknologi pemanfaatan panas bumi.

Lompatan baru ini, lahirnya teknologi mutakhir di bidang eksplorasi panas bumi yang dihasilkan oleh tim peneliti dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM).

Peneliti FMIPA UGM sukses mengembangkan teknologi baru untuk mendeteksi titik sumber panas bumi secara lebih akurat. Teknologi ini siap diuji coba di lapangan panas bumi Ciwidey, Jawa Barat, yang dikelola PT. Geo Dipa Energi (GDE).

Dekan FMIPA UGM, Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si., mengatakan, teknologi baru untuk mendeteksi titik sumber panas bumi yang dikembangkan UGM, mendapat dukungan dari tim ahli panas bumi Selandia Baru, Inggris, dan juga Amerika Serikat.

“Ada teknologi baru yang dikembangkan oleh tim UGM, dari Selandia Baru dan tenaga ahli dari Amerika dan Inggris. Konsep baru ini mampu memetakan posisi sumber sumur panas bumi yang lebih detail dan akurat,” ujar Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si, dikutip dari ugm.ac.id, Rabu, 8 Maret 2023.

Kerjasama ujicoba sudah ditandatangani oleh FMIPA UGM, PT GDE, dan Geo Flow Imaging, Ltd (Selandia Baru) di ruang sidang Dekanat, Kampus FMIPA UGM, Kamis, 2 Maret 2023 lalu.

Baca Juga  Pemerintah Diminta Selesaikan Sengketa PLTP Dieng-Patuha

Ketiga pihak sepakat melakukan kajian Peningkatan Keandalan Perencanaan Panas Bumi melalui Kegiatan Proof of Concept antara FMIPA UGM, PT Geo Dipa Energi dan Geo Flow Imaging, Ltd.

Kuwat Triyana, menjelaskan, kerja sama ini bertujuan untuk mendukung kegiatan eksplorasi sumber energi panas bumi dengan menggunakan sistem yang dikembangkan dari tim ahli dari UGM bekerja sama dengan tim dari Selandia Baru.

Sementara itu, Dr.rer.nat. Wiwit Suryanto, M.Si., salah satu peneliti FMIPA UGM yang terlibat dalam pengembangan teknologi baru eksplorasi panas bumi ini, mengatakan, teknologi ini dinamakan geoflow Imaging.

Teknologi ini, lanjutnya, memanfaatkan sumber berbahan bakar jet untuk menghasilkan energi dengan kecepatan tinggi, namun masih di bawah kecepatan suara yang merambat melalui medium bumi untuk direkam oleh ratusan seismometer array di permukaan.

“Kita meletakkan propelan di bawah tanah dan sinyalnya direkam di permukaan. Ibarat seperti rontgen, propelan tadi menghasilkan getaran yang membantu tingkat akurasi sebelum pengeboran,” ujarnya.

Ditambahkannya, jika teknologi ini terbukti efektif menentukan titik pengeboran sumber panas bumi yang lebih akurat dalam uji coba nanti, maka seluruh seluruh dunia akan mengadopsinya, terutama dalam model pengeboran eksplorasi panas bumi.

“Jika ini terbukti maka bisa dipakai untuk eksplorasi panas bumi di seluruh dunia dan ini kita baru pertama kali akan melakukan. Di Selandia Baru konsepnya sudah selesai, teori bahkan model dan simulasi sudah dilakukan, namun belum dilakukan uji di lapangan,” jelasnya.

Baca Juga  Potensi "Energi Hijau" di Kalimantan Timur

Wiwit mengakui, uji coba teknik baru pengeboran sumber panas bumi ini tetap berpotensi mengalami kegagalan. Namun, dari sisi konsep hingga pemodelan sudah terbukti berhasil dilakukan.

Ia menegaskan, jika teknologi ini berhasil, maka perusahaan eksplorasi tidak lagi harus melakukan banyak titik pengeboran karena sudah mengetahui titik yang betul-betul lebih akurat.

Sedangkan CEO Geo Flow Imaging, Ltd, Graeme Saunders mengatakan, pihaknya menyambut baik tim peneliti UGM dalam pengujian teknologi baru ini di lapangan.

Ia berharap, UGM menjadi kampus terdepan dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi eksplorasi sumber energi panas bumi.

Sementara Direktur Pengembangan Bisnis dan Eksplorasi PT Geo Dipa, Yudistian Yunis, mengatakan pihaknya membuka peluang bagi para akademisi untuk melakukan riset dalam hal sistem eksplorasi energi panas bumi.

“Kita ingin nantinya semakin banyak peneliti dan mahasiswa melakukan riset soal panas bumi yang kita lakukan dan kita terbuka dalam menyampaikan data seluas-luasnya untuk kepentingan akademik,” ujarnya.***

Berita ini 20 kali dibaca

Share :

Baca Juga

Energi

PLTU Suryalaya Dihentikan 2028, Diganti dengan Pembangkit EBT, Prioritas Panas Bumi