Foto: Yunus Saefulhak
PABUMNews-Kamis tanggal 16 Juni 2016, puluhan pengunjuk rasa dari Komunitas Mandailing Perantauan yang dipimpin Alfian Siregar berunjuk rasa ke kantor Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) di Jakarta Pusat. Mereka meminta agar izin pengembang panasbumi yang tengah melakukan eksplorasi di kawasan Mandailing dicabut.
Saat itu Menteri ESDM dan sejumlah pejabat teras di Kementerian ESDM sedang rapat dengan pihak DPR-RI. Maka Yunus Saefulhak sebagai Direktur Panasbumi bersama tiga pejabat lainnya menerima kedatangan para pengunjuk rasa.
Ternyata, pertemuan antara perwakilan Kementerian ESDM dengan para pengunjuk rasa berlangsung adem. Meskipun para pengunjuk rasa menyatakan tak puas karena pertemuan itu tak membuahkan hasil yang mereka harapkan, namun satu hal: pertemuan antara Yunus Cs dengan pengunjuk rasa berlangsung dalam suasana akrab.
Direktur Panasbumi, Ditjen EBTKE, Kementerian ESDM yang satu ini memang lain dari yang lain. Penampilannya low profil dan menghargai pertemanan. Awal 2017, ia sempat mendapat reaksi dari Serikat Pekerja Nasional Indonesia (SPNCI), gara-gara pernyataannya soal peralihan ketenagakerjaan terkait divestasi Chevron ke Star Energy. Tanpa diduga pernyataannya tersebut menyinggung para karyawan yang tergabung dalam SPNCI. Maka dengan segera Yunus mengundang para pengurus SPNCI ke kantornya, termasuk Ketua Umumnya, Indra Kurniawan.
Maka terjadilah pertemuan antara SPNCI dengan Yunus. Pertemuan berlangsung akrab dan sesekali diwarnai guyon sehingga akhirnya pertemuan tersebut diakhiri dengan foto bersama di depan kantor ESDM.
Ir. Yunus Saefulhaq MM, MT., dilantik menjadi Direktur Panasbumi pada Jumat tanggal 29 Mei 2015 oleh Menteri ESDM Sudirman Said.
“Pak Yunus hari ini Anda mendapat kehormatan sebuah jabatan, saya minta tolong jaga kehormatan ini. Kehormatan akan menjadi lebih terhormat ketika kita komit menjaganya,” kata Sudirman Said dalam prosesi pelantikan.
Sebelumnya, ia menjabat sebagai Kasub Direktorat Pelayanan Usaha Panasbumi dan Air Tanah di Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE). Yunus menggantikan Tisnaldi yang didaulat menjadi direktur Bioenergi di Ditjen EBTKE.
Sebenarnya pelantikan Yunus sebagai Direktur Panasbumi telat sekitar 3 minggu. Rencananya pelantikan akan berlangsung pada tanggal 7 Mei, namun karena Yunus sedang melaksanakan umroh bersama keluarganya, maka pelantikan diundur menjadi tanggal 29 Mei.
Hingga sekarang, sudah dua tahun Yunus menjabat Direktur Panasbumi. Hari-harinya terus menerus diisi dengan persoalan-persoalan energi panasbumi yang pemanfataannya kini tengah digenjot.
Sebagai pejabat yang membawahi langsung panasbumi, ia tentu terlibat langsung dalam perumusan kebijakan strategis energi panasbumi di Indonesia. Namun ia pun tak sungkan keluar masuk hutan untuk mengamati kawasan vulkanologi, tak jarang pula keluar masuk kampus untuk memberikan kuliah umum mengenai panasbumi atau memberikan sosialisasi kepada para mahasiswa tentang panasbumi.
Saat pelantikan Yunus mengaku memiliki tiga agenda utama dalam tugas barunya sebagai Direktur Panas Bumi, yaitu mempercepat kepastian hukum, mengurai permasalahan negosiasi dan memastikan terpenuhinya target pemanfaatan panas bumi sesuai dengan Kebijakan Energi Nasional.
Mengenai target bauran energi, Yunus menyatakan, kapasitas yang harus dipenuhi dari panasbumi pada Kebijakan Energi Nasional (KEN) berkisar sekitar 7 persen atau sekitar 7.000 megawatt. “Dan ini selalu harus dikawal dan diawasi agar dapat terpenuhi,” ujarnya.
Akankah tercapai? Kita lihat. (Harry)